Tugas mata kuliah Al-Taqwim Al-Tarbawi Li Lughah Al-Arabiayah pada jurusan Pendidikan Bahasa Arab
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Tuhan yang memberikan
setetes ilmunya dari lautan ilmu yang yang Allah miliki, juga telah memberikan
kesehatan baik segi rohani maupun jasmani sehingga kami sekelompok bisa
menyusun makalah ini dan juga Selawat dan Salam kepada Baginda Nabi besar
Muhammad ﷺ
yang telah membawa kita dari sisi gelap dunia ke sisi terang dunia sehingga
dapat kita membedakan Haq dan Batil suatu perkara itu.
Dan kami meminta maaf sekali karena
dalam penulisan makalah ini juga masih banyak kekurangan dan kesalahan yang
mungkin kurang sesuai dengan yang ada dengan apa telah pembaca peroleh,
sekiranya ada kritikan atau saran yang membangun untuk kami agar kedepannya
tidak terdapat lagi kesalahan, semoga apa yang kami tulis dapat diambil manfaat
bagi kami sekelompok dan juga pembaca, Amiin Amiin ya Rabbal Alamin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Buchori
(dalam Arikunto, 2009: 32) mengatakan, "tes adalah suatu percobaan yang
diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada
seorang siswa atau kelompok siswa".
Ditinjau dari segi istilah tes berasal dari
bahasa latin "testum" yang berarti sebuah piring atau jambangan dari
tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam lapangan psikologi dan
selanjutnya hanya dibatasi sampai pada metode pskologi, yaitu suatu cara untuk
menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian
suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu
(Arifin, 2012: 6).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan test?,
2. Apa pengertian tujuan pembelajaran?,
3. Bagaimana cara menentukan tujuan
pembelajaran?,
4. Apa yang dimaksud dengan waktu belajar?,
5. Apa itu alokasi waktu?,
6. Bagaimana menjelaskan test berdasarkan cara
mengerjakan?,
7. Bagaimana penjelasan test dari bentuk
jawaban?,
8. Apa yang dimaksud penskoran?,
9. Ada Berapa macam tast dalam bentuk
penskoran?
B. Tujuan Penulisan
1. Supaya mahasiswa dapat menjelaskan apa itu
pembagian test juga pengertian dari tujuan pembelajaran.,
2. Bisa mengetahui bagaimana menentukan
pembagian Tes berdasarkan tujuan pembelajaran.,
3. Agar mahasiswa tau apa yang dimaksud dengan
waktu belajar juga halnya dalam menjabarkan makna dari alokasi waktu.,
4. Bisa menerapkan bagaimana membuat cara
mengerjakan atau memulai pembelajran,
5. Tahu menyimpulkan bentuk jawaban yang akan
di test,
6. Supaya mahasiswa memahami arti kata
penskorsan dan dapat menjelaskan maksud dari pengskoran tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembagian Test
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Fungsinya sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam
hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang
telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
Dalam hal ini ada beberapa pembagian
tes yang akan dibahas sebagai berikut :
A.
Pembagian Test Bedasarkan
Tujuan Pembelajaran
Pembagian tes berdasarkan tujuan pembelajaran adalah deskripsi
pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni; pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diperoleh murid dalam satu atau lebih dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran disusun dengan memerhatikan eviden atau bukti yang dapat diamati dan diukur pada murid, sehingga
murid dapat dinyatakan mencapai suatu tujuan pembelajaran. Melalui pengukuran
atau evaluasi, maka akan didapatkan seberapa jauh proses pendidikan atau
pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam hal tujuan pembelajaran biasanya terdapat 2 komponen utama yang
bertujuan untuk mengekstraksi sampai penguasan materi peserta didik
diataranya:
1. Kompetensi
Kompetensi adalah kata kerja yang menunjukkan
keterampilan/aksi, kompetensi juga merupakan kemampuan yang perlu didemontrasikan
oleh murid untuk menunujukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran. Contoh panduan yang bisa digunakan oleh guru dalam menyusun
tujuan pembelajaran, antara lain;
·
Secera konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?
·
Tahap berpikir apa yang perlu didemontrasikan oleh guru?
2. Lingkup materi
Lingkup materi merupakan konten (materi yang
dipelajari) dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit
pembelajaran. Contoh Panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan
pembelajaran, antara lain;
·
Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang
dinyatakan dalam capaian pembelajaran?
·
Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan
sebagai konteks untuk mempelajari materi dalam capaian pembelajaran? (misal:
lingkungan praktek bahasa arab digunakan sebangai konteks untuk lancar
berbahasa arab.[1]
Sedangkan ditinjau dari sudut religi, menurut Al-Ghazali arah dan
tujuan dan pembelajaran itu ada tiga, yaitu: (1) Penguasaan ilmu; (2)
pengamalan ilmu; dan (3) sikap batin yang baik dan dekat kepada Allah.
-
Bagaimana cara menentukan tujuan pembelajaran?
-
Pertama, merumuskan tujuan dari capaian pembelajaran secara langsung.
-
Kedua, dengan menganalisis kompetensi dan materi yang terdapat pada capaian
pembelajaran.
-
Ketiga, dirumuskan dengan lintas elemen capaian pembelajaran. Ketiga cara
tersebut bermuara pada tercapainya capaian pembelajaran di setiap akhir fase.[2]
B.
Pembagian Test Berdasarkan
Waktu Pembelajaran
Waktu belajar adalah suatu kesempatan yang tersedia dalam rangka mendapat pengatahuan,
kecakapan, kebiasaan, kepandaian, dan sikap secara teratur dan untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan[3]. Waktu
pembelajaran berkaitan dengan sistem jam pelajaran untuk setiap mata
pembelajaran juga masuk ke dalam stuktur kurikulum yang akan di aplikasikan
oleh guru, waktu disini mencakup semester ganjil dan genap, bulan, minggu,
hari, dan jam.
Dalam hal ini pembagian test bertujuan untuk mengekstraksi sampai penguasan
materi peserta didik ini ditinjau berdasarkan alokasi waktu. Alokasi waktu merupakan
lamanya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas atau laboratrium
yang dibatasi oleh kondisi alokasi waktu ketat biasanya dilakukan dengan
membandingkan pelaksanaan beberapa program yang berbeda dalam jumlah waktu yang
sama[4].
Pembagian test yang akan dilaksanakan disini ditinjau berdasarkan alokasi
waktu yang akan digunakan untuk menguji peserta didik dalam hitungan minimal
seminggu sekali baik itu dengan cara memberikan kuis, tugas kelompok, tugas
mandiri atau ulangan lain sebagainya untuk pembelajaran hari biasa, hal ini
diperlukan mengatur waktu bagi seorang guru untuk mengasah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh murid atau peserta didik dalam satu atau lebih
dalam kegiatan pembelajaran.
Waktu menjadi kata kunci syarat tercapai sebuah materi kurikulum yang akan
diaplikasikan di lingkungan belajar mengajar, ini juga menjadi acuan untuk
mendemonstrasikan kemampuan mana yang harus dikembangkan oleh peserta didik
melalui perantara seorang guru.
C.
Pembagian Tes Berdasarkan Cara Mengerjakan
Klasifikasi tes
berdasarkan cara mengerjakan :
·
Tes Tulis (written Test)
Tes tulis
terdiri dari 2 bentuk
1. Tes objektif adalah tes tulis yang menuntut
siswa siswi memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban
singkat terbatas. Bentuk-bentuknye berupa :
Ø
Tes benar salah (true false)
Ø
Tes pilihan ganda (multiple choice)
Ø
Tes menjodohkan (matching)
Ø
Tes melengkapi (completion)
Ø
Tes jawaba singkat
2. Tes essai adalah tes tulis yang meminta siswa
siswi memberikan jawaban berupa uraian. Bentuk-bentuknya berupa -essai bebas
-essai terbatas.
Ø
Tes uraian bebas
Ø
Tes uraian terikat
·
Tes Lisan (oral test)
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru
dan murid. Tes ini menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan.
Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan pertanyaan atau perintah yanag diberikan.
Kelebihan
§
Dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan
pendapatnya secara lisan
§
Tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat
pokok-pokok permasalahannya saja
§
Kemungkinan peserta didik akan menerka jawaban dan spekulasi dapat
dihindari
Kelemahan
§
Membutuhkan waktu yang cukup lama
§
Seringnya muncul unsur subjektifitas
§
Tingkat stresnya lebih tinggi dari pada ujian tulis, sehingga siswa yang
tidak kuat mentalnya, sering gagal dalam ujian. Butuh kosentrasi tingkat tinggi
·
Tes Perbuatan (Performance test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan
seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan
pelaksanaan perbuatan peserta didik. Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes
yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan atau
perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994) mengemukakan “ tes tindakan adalah suatu
bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus
dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat
keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.”
Misalnya untuk melihat bagaimana cara
menggunakan komputer dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik
untuk mempraktikkan atau mendemonstrasiakn penggunaan komputer yang
sesungguhnya sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.
Kelebihan
§
Tes tindakan adalah satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk
mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan
§
Sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetahuan teori dengan
keterampilan praktik
§
Dalam penggunaannya, tidak mungkin peserta didik akan mencontek
§
Guru dapat lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik.
Kelemahan
§
Memakan waktu yang lama.
§
Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar
§
Cepat membosankan
§
Membutuhkan syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya.
§
Peserta didik akan susah mengikuti ujian sususlan jika tes tindakan ini
dilakukan secara berkelompok
D.
Pembagian Tes Berdasarkan
Bentuk Jawaban
a.
Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan
bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan
dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun
sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri
dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
§
Tes Betul-Salah (TrueFalse)
§
Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
§
Tes Menjodohkan (Matching)
§
Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)
E. Pembagian Tes Berdasarkan Penskoran
Penskoran
merupakan langkah pertama dalam proses pengelolahan hasil tes pekerjaaan
siswa pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka (mengadakan
kuantifikasi).
Jenis-jenis test berdasrkan penskoran
a. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor
untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dengan bentuk tes
seperti ini, test diminta untuk melingkari atau tanda silang salah satu pilihan
jawaban. Dalam hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama
seperti soal bentuk betul salah. Hanya untuk soal yang jumlahnya melebihi 30
buah, sebaiknya menggunakan lembar jawaban dan nomor-nomor urutannya dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak memakan tempat.
b. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul dan salah
Untuk tes bentuk
betul-salah (true-false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah deretan
jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun,
sedangkan kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat
pekerjaan skoring.
Oleh karena itu
dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta untuk melingkari huruf B atau S,
maka kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor serta huruf
dimana kita menghendaki untuk melingkari atau dapat juga diberi tanda X pada
jawabannya.
c. Kunci jawaban dan kunci
ppemberian skor unutk test bentuk
menjodhkan. (matching) Pada dasarnya tes ini adalah bentuk tes pilihan
ganda, dimana jawabannya dijadikan satu, demikian pula
pertanyaan-pertanyaannya. Satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilih
dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang satu tidak diperlukan bagi
pertanyaan lain. Kunci jawaban tes bentuk ini dapat berbentuk deretan jawaban
yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf-huruf yang terdapat
didepan alternative jawaban. Telah dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan ini
adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih kompleks.Maka angka yang diberikan
sebagai imbalan juga harus lebih banyak.Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan
bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2.[5]
A. Pengertian Tabel
Spesifikasi
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks
yang memuat kriteria tentang soal-soal yang diperlukan atau yang hendak
disusun. Kisi-kisi juga dapat diartikan test blue-print atau table of
specification merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.
Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan
tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap
kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
B. Fungsi Tabel Spesifikasi
Dalam pembicaraan mengenai validitas tes
disebutkan bahwa sebuah tes harus memiliki validitas isi dan tingkah laku. Dan
memang validitas inilah yang terpenting dalam penyusunan tes prestasi.
Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan
(materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakup dalam tes,
dibuatlah sebuah tabel spesifikasi.
Tabel spesifikasi dapat disebut juga
sebagai grid, kisi-kisi atau Blue print. Ujudnya adalah sebuah tabel yang
memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi
yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang
menunjukkan jumlah soal.
Dalam contoh hanya dicantumkan 3 buah aspek
karena yang banyak digunakan disekolah sampai sekarang hanya 3 buah ini
(ingatan, pemahaman, dan aplikasi). Hal ini tidak berati bahwa pengungkapan
aspek lain tidak diseyogiakan. [6]
Contoh:
TABEL SPESIFIKASI
Aspek Yang Diungkap |
||||
Pokok materi |
Ingatan (I) |
Pemahaman (P) |
Aplikasi (A) |
Jumlah |
Bagian I |
… |
… |
… |
… |
Bagian II |
… |
… |
… |
… |
Bagian n (terakhir) |
… |
… |
… |
… |
Jumlah |
… |
… |
… |
… |
Tabel Spesifikasi mempunyai kolom dan
baris, sehingga tampak hubungan antara materi dengan aspek yang tergambar dalam
indikator. Sebenarnya penyusun tes bukan hanya mengingat hubungan antara dua
hal tersebut tetapi empat hal, yaitu hubungan antara materi, indikator,
kegiatan belajar, dan evaluasi.
Keempat hal, yaitu hubungan antara materi,
indikator, kegiatan belajar, dan evaluasi merupakan kaitan yang erat sekali.
Dengan mengenal materi yang akan diajarkan (yang dipilih untuk mencapai Tujuan
Kurikuler Dan Tujuan Instruksional Umum), Kita segera tahu bagaimana sifat
materi tersebut misalnya fakta, konsep atau hubungan antar konsep. Apabila
materinya berupa fakta, tentu indikatornya menyangkut ingatan. Kegiatan
belajarnya informasi dan evaluasi dapat diuraikan, isian singkat, benar-salah
atau pilihan ganda biasa.
Dalam program satuan pelajaran yang
dikembangkan oleh Pamantapan Kerja Guru (PKG) dapat diketahui dengan jelas
hubungan antara empat komponen tersebut. Urutannya adalah: indikator, materi,
kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Ini merupakan urutan yang benar.
Memang dalam mengajar harus diketahui terlebih dahulu apa yang akan dicapai.
Kemudian ditentukan materi penunjangnya. Apa yang disajikan diatas mengikuti
kebiasaan yang ada dalam praktek. Karena yang tersedia dihadapan guru adalah
materi yang tercakup dalam buku, maka barulah dari materi tersebut dirumuskan,
khususnya bagi mereka yang belum terbiasa menyusun soal. Kebiasaan yang salah
dan tidak boleh lagi diteruskan adalah dari materi disusun soalnya, baru
kemudian dirumuskan indikatornya. Sebagai contoh kaitan antara indikator,
materi, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi adalah sebagai berikut.
TIK : 4.2.2. Siswa
dapat menghitung kecepatan benda
Materi : 4.2.2.
Percepatan benda
KBM : Informasi dan
Tanya jawab percepatan
Evaluasi : 4.2.2. Sebuah
benda yang mula-mula diam, massanya 5 kg dan menerima dua buah gaya yang
berlawanan dan sama besar masing-masing 10 newton.
Maka percepatannya ialah:
A. 0 m/dt2
B. 0.5 m/dt2
C. 2 m/dt2
D. 4 m/dt2
Dalam beberapa tahun terakhir ini istilah
“table spesifikasi atau kisi-kisi” ini mulai luntur dikalangan guru-guru.
Sebagai alasan lunturnya adalah munculnya istilah “indikator”. Sebetulnya kita
tidak perlu “kagum”, “terharu”, atau “lekas terpengaruh” dengan munculnya
istilah-istilah baruyang justru kadang-kadang membuat kita bingung, padahal
sebetulnya sama saja. Istilah “indicator” sebetulnya tidak berbeda banyak
dengan inti aspek yang dirumuskan dalam Tujuan Instruksional Khusus atau
Indikator. Tentu saja berbeda, tetapi dalam aplikasinya tidak jauh berbeda.
Oleh karena itu, agar tidak membingungkan pembaca, istilah yang digunakan dalam
buku ini tetap “kisi-kisi” atau “table spesifikasi”.
Fungsi tabel spesifikasi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal
menjadi perangkat tes.
C. Langkah-Langkah Pembuatan
Tabel Spesifikasi
Sebenarnya ada beberapa macam tabel
spesifikasi. Macam tabel ditentukan oleh bidang studi dan homogenitas materi
yang akan diteskan. Langkah pertama yang harus diambil adalah mendaftar
pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk
masing-masing pokok materi.
Contoh:
Akan membuat tes untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adalah:
1. Pengertian Evaluasi (2)
2. Fungsi Evaluasi (3)
3. Macam-Macam Cara Evaluasi
(5)
4. Persyaratan Evaluasi (4)
Angka-angka yang tertera di dalam kurung
yang dituliskan dibelakang pokok materi, menunjukkan imbangan bobot untuk
masing-masing pokok materi. Penentuan imbangan bobot dilakukan olehpenyusun
soal berdasarkan atas luasnya materi atau kepentingannya untuk dites. Penentuan
imbangan dilakukan atas perkiraan (judgment) saja. Pada waktu menuliskan angka
tidak perlu dihitung-hitung bahwa jumlahnya harus 10 karena semuanya akan
diubah menjadi angka dalam bentuk persentase.
Langkah kedua yakni dari contoh di atas, maka pokok-pokok materi dapat
dipindahkan kedalam tabel dan mengubah indeks menjadi persentase.
TABEL SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN SOAL EVALUASI
Pokok Materi Aspek yang Diungkap
Ingatan Pemahaman |
Aplikasi |
jumlah |
|
Pengertian evaluasi |
|
7 |
|
(14%) |
|
|
|
Fungsi evaluasi (21%) |
|
10 |
|
Macam-macam cara evaluasi (36%) |
|
18 |
|
Persyaratan Evaluasi (29%) |
|
15 |
|
Jumlah |
50 butir soal |
||
Setelah mencantumkan pokok-pokok materi
yang akan diteskan beserta persentasenya, langkah ketiga adalah memerinci
banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, dan angka ini dituliskah
pada kolom paling kanan. Caranya adalah membagi jumlah butir soal (di sini 50
buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai
persentase.
Angka 50 ditentukan oleh guru berdasarkan
alokasi waktu yang disediakan dan bentuk soal yang akan diberikan. Dalam contoh
ini, misalnya akan disusun tes berbentuk objektifdengan Jumlah 50 butir soal
berbentuk pilihan ganda, karena waktu yang disediakan adalah 75 menitt. Sekali
lagi di sini diperlukan kebijaksanaan guru untuk memperkirakan banyaknya butir
soal agar tidak terlalu sedikit maupun terlalu banyak.
Sebagai Patokan waktu adalah bahwa sebuah
soal tes objektif membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan menjawabnya
sehingga jika disediakan waktu 75 menit untuk tes dapat disusun butir soal
sejumlah:
1. 50 buah bentuk objektif (50 menit).
2. 5 buah bentuk uraian (25 menit).
Jadi banyaknya butir soal sangat ditentukan oleh:
1. waktu yang tersedia,
2. bentuk soal.
Sampai dengan langkah ketiga, cara yang dilalui sama
bagi seluruh bidang studi. Untuk langkah-langkah selanjutnya, terdapat langkah
khusus, tergantung dari homogenitas atau heterogenitas (keragaman) materi yang
diteskan. [7]
BAB
III
KESIMPULAN
Tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Pembagian test dibagi menjadi beberapa
bagian diantaranya :
-
Pembagian
test berdasarkan tujuan pembelajaran
-
Pembagian
test berdasarkan waktu pembelajaran
-
Pembagian
test berdasarkan cara mengerjakan
-
Pembagian
test berdasarkan bentuk jawaban
-
Pembagian
test berdasarkan penskoran
DAFTAR
PUSTAKA
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/cp-atp/konsep-tujuan-pembelajaran/
https://www.gurusiana.id/read/ighoz/article/merumuskan-tujuan-pembelajaran-di-kurikulum-merdeka-1747265#
9 BAB II KAJIAN
PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
BAB II KAJIAN
TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Purwanto, Ngalim. 1997. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran .Bandung : Remaja Rosdakarya
Arikunto,Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan .Jakarta
: Bina Aksara
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan .Jakarta : Raja
Grafindo Persada
No comments:
Post a Comment