KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan Hinayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Makalah yang berjudul “Grastulasi”
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan saya semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Tak ada gading
yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang saya buat ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya
memohon maaf
apabila ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan
agar tugas ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan
datang.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin...
Penulis
DAFTAR ISI
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.
Latar Belakang...................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 1
C.
Tujuan.................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A.
Definisi Gastrulasi................................................................. 2
B.
Proses Terbentuknya Gastrulasi............................................ 3
C.
Proses Gastrulasi Pada Hewan.............................................. 6
1. Gatrulasi Pada
Bulu Babi................................................ 7
2. Proses
Gastrulasi Pada Amphioxus................................. 8
3. Proses
Gastrulasi Pada Amphibia.................................... 8
4. Proses
Gastrulasi Pada Aves........................................... 9
5. Gastrulasi
Pada Mamalia................................................. 11
BAB III PENUTUP.................................................................................. 13
A.
Kesimpulan............................................................................ 13
B.
Saran...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Grastulasi
(proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang sangat
besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu
embrio yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah
dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam
perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk
jaringan-jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis.
Setelah gastrulasi, ektoderm akan
mengembangkan jaringan epitel dan saraf, dan gastrula ini sekarang disebut
sebagai neurula. Pelat saraf yang telah terbentuk sebagai piringan yang menebal
dari ektoderm, terus meluas dan ujung-ujungnya mulai melipat ke atas sebagai
lipatan saraf. Neurulasi mengacu pada proses pelipatan ini, dimana lempeng
saraf (neural) diubah menjadi tabung saraf (neural tube). Piringan saraf akan
melipat sepanjang alur saraf dangkal yang telah terbentuk sebagai garis median
pembagi di dalam pelat saraf. Proses ini akan terus melipat ke dalam hingga
mendapatkan tinggi tertentu dimana pringan saraf tersebut akan bertemu dan
berdekatan. Nerupore tengkorak (kranial) dan ekor (kaudal) menjadi semakin
kecil sampai mereka menutup sepenuhnya (hari ke-26) dan membentuk tabung saraf
(neural tube).
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
definisi gastrulasi?
2. Bagaimana
proses terbentuknya gastrulasi?
3. Bagaimana
proses gastrulasi pada hewan?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui definisi gatrulasi
2. Untuk
mengetahui proses terbentuknya gastrulasi
3. Untuk
mengetahui proses gastrulasi pada hewan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Gastrulasi
Istilah gastrula berasal dari kata
gastrum atau gaster yang berhubungan dengan pencernaan, karena pada tingkat ini
terbentuk rongga yang kelak akan menjadi saluran pencernaan. Rongga pada
gastrula disebut gastrocoel atau archenteron. Gastrulasi merupakan proses yang
dinamis dimana daerah-daerah calon pembentuk organ pada blastula mengalami
perubahan susunan dan organisasi baru sejalan dengan pola pembentukan
organ-organ tubuh. Pada tubuh primitif embrio vertebrata pada umumnya berbentuk
silindris, dibagain depan sebagian kepala, dibagian tengah sebagai badan, dan
bagian belakang sebagai ekor. Penampang bagian tengah embrio terdapat 5 bumbung
yang berasal dari daerah calon pembentuk organ yaitu selubung epidermal yang
dalamnya terdapat bumbung neural, bumbung endoderm dan sepasang bumbung
mesoderm. Semua bagian tersebut berorientasi pada sistem sumbu panjang embrio.
(Sugiyanto,1996:121).
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi
gastrula, merupakan proses yang dinamis, terjadi gerakan-gerakan morfogenesis
dengan tujuan memindahkan wilayah-wilayah persumtive ke tempat yang seharusnya.
Gastrulasi merupakan tahapan yang kritis atau menentukan perkembangan
selanjutnya.
Gastrula merupakan proses terjadinya diferensiasi sehingga
gen mulai berperan dalam menentukan jenis sel yang terbentuk. Pada tingkatan
ini terjadi sintesis protein khusus yang bersifat struktural maupun fungsional.
Pada blastula ini tersebut belum terjadi sehingga gastrula merupakan masa yang
aktif. Tahapan gastrula merupakan penentuan dalam perkembangan. Apabila
ekspresi gen teratur sesuai dengan pola perkembangan yang terprogram maka
perkembangan hewan akan berjalan normal. (Sugiyanto,1996:122-123).
B.
Proses
Terbentuknya Gastrulasi
Gastrulasi adalah suatu proses
yang dinamis, dimana berlangsung migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel secara
terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan- gerakan morfogenik
(Yayan, 2012). Seiring dengan berlangsungnya gastrulasi, juga berlangsung
proses differensiasi. Migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel selama gastrulasi
dimaksudkan untuk:
a. Menempatkan area perspektif
endoderm ke dalam
b. Membungkus embrio dengan
perspektif ektoderm
c. Menempakan mesoderm diatara
endoderem dan ektoderm
d. Membentuk arkenteron, bakal
saluran pencernaan primitif
Gastrulasi sebagai suatu proses
dimana sel-sel berkembang dan bermigrasi dalam embrio untuk mengubah masa sel
dalam tahap blastokista menjadi embrio yang berisi tiga lapisan germinal primer.
Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi yang dilakukan melalui
berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting gastrulasi adalah
bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru
yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasikan blastula menjadi embrio
berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat blastula terimplantasi di
uterus, masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian
atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblast). Lapisan-lapisan ini
homolog dengan lapisan pada cakram embrio burung.
Seperti pada burung, embrio
manusia akan berkembang secara keseluruhan dari sel-sel epiblast, sementara
sel-sel hipoblast membentuk kuning telur (yolk sac). Gastrulasi terjadi melalui
pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas melalui primitive streak untuk
membentuk mesoderm dan endoderm.
·
Ciri-ciri umum proses gastrulasi:
a. Penataan
kembali sel-sel embrio oleh gerakan morfogenetik
b. Ritme
pembelahan sel diperlambat
c. Tidak
terjadi tumbuh yang nyata
d. Tipe
metabolisme berubah
e. Peran
inti menjadi lebih besar
f. Disintesisnya
protein-protein baru, melalui mRNA baru.
Proses terbentuknya gastrula yaitu: Sel-sel
blastula yang mengalami invaginasi terus tumbuh ke arah dalam sehingga
blastopore akan terus terdesak ke dalam dan terbentuk rongga arkenteron. Rongga
ini membagi sel-sel yang tumbuh tersebut menjadi lapisan endoderm disebelah dalam dan mesoderm dibagian tengah. lapisan paling luar saluran
pencernaan kita dan organ-organnya berasal dari endoderm dan sebagian besar
organ dan jaringan lain, seperti ginjal, jantung dan otot berasal dari lapisan
mesoderm (Atahualpa, 2013). Lapisan bagian luar dari lapisan sel
pada animal pole yang tetap berada diluar (tidak melipat ke dalam)
membentuk ektoderm. Contoh terbentuknya lapisan saraf
manusia. Ketiga lapisan tersebut kemudian disebut dengan Lapisan Germinal Embrio .
Gambar
1. Hasil akhir grastulasi
Dalam proses gastrulasi
terjadi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi pula gerakan sel dalam usaha
mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh
individu, dari spesies bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan yaitu :
1. Epiboli
Gerakan
melingkup terjadi disebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal ektoderm,
epidermis dan saraf. Gerakkan yang besar berlangsung menurut poros bakal
anterior- posterior tubuh. Sementara bakal mesoderm dan endoderm bergerak,
epiboli menyesuaikan diri sehingga ektoderm terus menyelaputi seluruh ebrio.
Contohnya, Perluasan
ektoderm amfibia menuju blastoporus
2. Emboli
Gerakan
menyusup, terjadi disebelah dalam embrio, berlangsung pada daerah- darah bakal
mesoderm,notochord, dan pre-chorda, dan endoderm. Daerah- daerah itu bergerak
diarah blastocoel. Gerakan emboli dibagi atas 7 macam :
·
Involusi, gerakan membelok kedalam. Proses ini berlangsung pada bakal
notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah
anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di
bawah ektoderm. Contohnya Perpindahan lapisan luar yang masuk melalui
blastoporus pada amphibia.
·
Konvergensi, gerakan menyempit. Terjadi di daerah bakal mesoderm
kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada akhirnya
mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir
dorsal
·
Invaginasi, gerakan melekuk dan melipat
suatu lapisan sel. Proses
ini terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan
dengan sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast.
Hypoblast mengalami perpanjangan menurut poros embrio akibat adanya pertambahan
jumlah sel. Daerah terjadinya invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki
3 bibir yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral. Contohnya Pembentukan
archenteron pada amphioxus.
·
Evaginasi, gerakkan menjulur suatu
lapisan. Contohnya Eksogastrulasi
·
Delaminasi, gerakkan memisahkan diri
sekelompok sel dari keompok utama atau lapisan asal.
·
Devergensi, gerakkan memencar sebaliknya
dari konvergensi.
·
Extensi, gerakkan meluas, ini meyertai
gerakkan epiboli disebelah luar , sedangkan extensi gerakkan disebelah dalam
embrio.
C.
Proses
Gastrulasi Pada Hewan
Pola gastrulasi
ditentukan oleh struktur dan bentuk blastula akhir. Gastrulasi dari blastula
bundar dan berongga (Coeloblastula) seperti pada Amphioxus dan katak. Gerakan
yang baku adalah invaginasi. Blastula reptile dan Aves termasuk blastula pipih
seperti cakram (diskoblastula). Gerakan yang baku adalah involusi. Pada
blastula mamalia (blastosis), gerakan yang menonjol adalah gerakan proliferasi
sel yang menyusup dan menyebar. Pada blastula padat (stereoblastula), gerakan
yang menonjol adalah delaminasi. Proses gastrulasi dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
a. Gastrulasi
kelompok I:
Tidak
mempunyai wilayah ekstraembrio melainkan seluruh bagian blastula merupakan
wilayah intraembrio. Contoh: Bulu babi, Amphioxus, Amfibi.
b. Gastrulasi
kelompok II:
Gastrulasi
berlangsung pada suatu blastula yang merupakan diskus atau
keping (blastodiskus atau blastoderm) yang terdiri atas bagian intraembrio
dan ekstraembrio. Ciri khas pada kelompok ini yaitu adanya alur primitif
(primitive streak). Contoh : Aves, Mamalia
1.
Gatrulasi
Pada Bulu Babi
Telur babi mengandung sedikit yolk
yang tersebar merata, sehingga yolk tidak mengganggu pelekukan atau invaginasi
dari blastula. Proses-proses gastrulasi pada bulu babi yaitu:
a. Blastula, terdiri atas selapis sel
tunggal bersilia yang mengelilingi blastosoel. Gastrulasi dimulai dengan
pembentukan lempeng vegetal. Sel-sel mesenkim (calon mesoderm) memisah dari
lempeng vegetal, berpindah ke dalam blastosoel
b. Lempeng vegetal pada gastrula
awal mengalami invaginasi. Sel-sel mesenkim mulai membentuk penjuluran tipis
(filopodia)
c. Sel-sel endoderm membe5ntuk
Arkenteron. Sel-sel mesenkim membentuk persambungan filopodia antara ujung
arkenteron dan sel-sel ektoderm dinding blastosoel.
d. Gastrula akhir, kontraksi
filopodia menarik arkenteron, sehingga endoderm arkenteron akan menyatu
dengan ektoderm dinding blastosoel.
e. Gastrula selesai, terbentuk saluran
pencernaan fungsional, mulut dan anus.(endoderm). Ektoderm membentuk
permukaan luar bersilia.
2.
Proses
Gastrulasi Pada Amphioxus
eperti halnya bulu babi, tipe telur Amphioxus juga
isolesital. Gastrulasi Amphioxus terjadi melalui invaginasi tetapi tanpa
bantuan sel-sel mesenkim primer. Gastrulasi amphioxus terjadi melalui invaginasi
dari dinding vegetal. Sel-sel tumbuh kedalam, mengisi rongga blastosoel menjadi
endoderm dan mesoderm. Area yang terbentuk kemudian akibat pergerakan tersebut
adalah munculnya rongga arkenteron (gastrocoel).
3.
Proses
Gastrulasi Pada Amphibia.
Gastrulasi pada Amphibi (katak) di
mulai pada bakal sisi dorsal tubuh embrio, yaitu tepat di bawah daerah equator
di daerah kelabu. Sel-sel endoderm berinvasinasi membentuk blastoporus yang
membentuk celah. Tepi blastoporus disebut bibir dorsal blastoporus. Sel-sel ini
kemudian berubah bentuk menjadi panjang dan botol. Sel-sel botol membatasi
bakal gerakan sel yang terjadi pada gastrulasi embrio katak.
4.
Proses
Gastrulasi Pada Aves
Hasil pemebelahan pada brung adalah
suatu keping atau blastoderm yang terletak sebagai suatu tudung atas yolk.
Bagian tengah dari blastoderm terpisah dari yolk oleh rongga subgerminal,
sehingga tampak terang dan disebut ap[rea pelusia. Sebaliknya bagian tepi dari
area pelusida tampak gelap karena berlekatan dengan yolk dan disebut area
opaka. Sebagian besar dari sel-sel blastoderm berada pada lapisan permukaan
atas, membentuk epiblast. Beberapa sel melepaskan diri dari epioblast ke dalam
rongga subgerminal dan membentuk hipoblast primer. Tidak lama kemudian lapisan
sel bermigrasi dari tepi posterior blastoderm dan bergabung dengan hipoblast
primer membentuk hipoblast sekunder. Blastoderm pada burung terdiri atas dua
yaitu epiblast dan hipoblast. Celah antara kedua lapis dapat disebut rongga
blastula.
Ciri utama dari gastrulasi burung, reptilian, dan mamalia
adalah adanya daerah unsure primitive ( primitive strea). Daerah ini mula-mula
tampak sebagai suatu penebalan pada bagian tengah dari area pelusida bagian
posterior yang disebabkan karena adanya migrasi sel-sel dari daerah
posteriolateral ke bagian tengah area pelusida. Bagian penebalan menyempit,
bergerak ke anterior dan mengerut membentuk suatu parit yang disebut daerah
unsur primitif. Lekukannya disebut lekukan primitif dan berperan sebagai blastoporus.
Pada ujung anterior terjadi penebalan disebut nodus Hensen. Bagian tengah nodus
Hensen berbentuk sebagai suatu sumur dan melalui tepinya akan dilalui oleh
sel-sel yang masuk ke rongga blastula.
Gastrulasi pada burung dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak
secara sendiri-sendiri serta terkoordinasi , dari luar masuk ke dalam embrio,
bukan melalui gerakan sel bersama dalam bentuk suatu lempengan. Gastrulasi pada
burung tidak membentuk arkenteron sejati. Setelah endoderm dibentuk, yang
menjadi arkenteron adalah rongga subgerminal yang atapnya dibatasi oleh
endoderm, sedang dasarnya adalah yolk.
Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui daerah unsur
primitif adalah sel yang akan menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke
anterior, bergabung dengan hipoblas dan akhirnya menggantikan hipoblast pada
bagian anterior dari embrio. Sel berikutnya yang masuk melalui nodus Hensen
juga bergerak ke anterior, tetapi tidak bergerak sejauh bakal endoderm. Sel-sel
ini tetap berada di antara epiblast dan endoderm untuk membentuk mesoderm
kepala dan notokord. Sel-sel yang masuk ini semua bergerak ke anterior,
mendorong epiblast bagian tengah ke atas sehingga akhirnya terbentuk lipatan
kepala. Sementara itu, makin banyak sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah
unsur primitif yang setelah masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan
diri menjadi dua arah, satu masuk lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast
serta mendorong hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan membentuk semua organ-organ
endodermal dan sebagian besar selaput ekstra-embrio. Kelompok kedua menyebar
membentuk suatu lembaran yang terbentang diantara epiblast dan hipoblas.
Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm dari embrio dan selaput
ekstra-embrio.
Sementraa pembentuknan mesoderm berlangsung, daerah unsure
primitive mulai memendek sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di tengah
area pelusida menjadi berada di bagian posterior. Dengan perkataan lain, nodus
Hensen bergerak ke posterior dan notokord posterior terbentuk. Akhirnya nodus
bergeser mencapai posisinya yang paling posterior dan membentuk daerah anal.
Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri atas bakal sel-sel ektoderm yang
berepiboli hingga mengelilingi yolk. Gastrulasi telah selesai dengan
dibentuknya eksoderm, digantinya hipoblas dengan endoderm dan terletaknya
mesoderm di antara kedua lapisan ini.
5.
Gastrulasi
Pada Mamalia
Gastrulasi pada mamalia terjadi dari
blastokista yang terdiri atas tropoblast dan masaa-sel-dalam yang merupakan
bakal tumbuh embrio. Pemisahan pertama dari sel-sel pada massa - sel - dalam
adalah untuk pembentukan hipoblast, yang membatasi rongga blastula dan akan
menjadi endoderm kantung yolk. Sisa dari massa-sel-dalam yang terletak di atas
hipoblast berbentuk suatu keping, disebut keping embrio, terdiri atas epiblast.
Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu rongga yang disebut amnion,
dari epiblast embrio. Setelah batas amnion terbentuk dengan sempurna rongganya
akan terisi dengan cairan amnion. Epiblast mengandung semua bahan untuk
pembentukan tubuhnya.
Sambil epiblast bergastrulasi,
sel-sel ekstra embrio mulai membentuk jaringan khusus agar embrio dapat hidup
di dalam uterus induk. Sel-sel trofoblas membentuk suatu populasi sel dan
membentuk sitotrofblast dan sinsitotrofoblast. Sinsitotrofoblast memasuki
permukaan uterus sehingga embrio tertanam di dalam uterus. Uterus sebaliknya membentuk
banyak pembuluh darah yang berhubungan dengan sinsitotroffoblast. Tidak lama
kemudian ini, mesoderm meluas ke luar dari embrio yang menjadi pembuluh darah
untuk mengantar makanan dari induk ke embrio. Pembuluh ini merupakan darah dari
tali pusat dan berada pada tangkai penyokong. Jaringan trofoblast dengan
mesoderm yang mengandung pembuluh darah disebut korion dan peleburan korion
dengan dinding uterus membentuk plasenta.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa Gastrulasi
adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula, merupakan proses yang
dinamis, terjadi gerakan-gerakan morfogenesis dengan tujuan memindahkan
wilayah-wilayah persumtive ke tempat yang seharusnya. Gastrulasi merupakan
tahapan yang kritis atau menentukan perkembangan selanjutnya.
B.
Saran
Dari makalah ini
tentang Gastrulasi, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan dapat digunakan sebagai literatur selanjutnya. Untuk penulis makalah
selanjutnya semoga ada perbaikan dari makalah sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Balinsky. (1976). An Introduction to Embryology. Fourth Edition.
W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Campbell,
N.A, Biologi Jilid 3, Embriogenesis
Awal Gastrulasi. Jakarta: Erlangga, 2004.
Carlson, Bruce M.
(1988). Patten's Foundations
of Embryology. Fifth Edition. Mc Graw Hill Book Company. New York.
Gilbert, S.F.
(1991). Developmental Biology.
4-th. Edition. Sinauer
Association
Inc., Massachusetts.
Putra,
Ramadhani E, Anatomi dan Fisiologi Hewan. Jakarta : Erlangga,
2002.
No comments:
Post a Comment