BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses mental dan perilaku. Perilaku dari manusia, berikut pula perilaku dari peserta didik atau siswa akan mudah difahami apabila kita memahami proses mentalnya. Proses mental inilah yang sering disebut dengan gejala-gejala jiwa.
Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental atau gejala jiwa dalam belajar, kita sebagai pendidik sudah semestinya memahami dan menerapkan pemahaman tentang proses mental terhadap perserta didik kita. Kita juga perlu untuk memahami aktivitas dan proses mental atau gejala jiwa manusia termasuk peserta didik khususnya dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa definisi dari Psikologi Pendidikan?
2. Apakah yang dimaksud dengan gejala-gejala jiwa?
3. Apa saja macam dan karakteristik dari gejala jiwa tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami definisi dari psikologi pendidikan
2. Mengetahui hakikat dari gejala-gejala jiwa
3. Mengatahui macam dan karakteristik dari proses mental atau gejala jiwa tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Psikologi Pendidikan
1. Definisi Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani berupa Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche yang mempunyai arti jiwa, dan logos yang mempunyai arti pembahasan atau ilmu.
Istilah psyche atau jiwa masih belum dapat didefinisikan secara jelas, karena jiwa merupakan objek bersifat abstrak dan tidak dapat dilihat, tatepi meskipun begitu diyakini keberadaannya, istilah jiwa dalam beberapa dasawarsa ini telah berganti menjadi psikis.
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990) dinyatakan bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Dakir (1993) menyatakan bahwa psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Muhibbin Syah (2001) menyimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.[1]
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
2. Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik, mendidik berarti memelihara dan membentuk latihan. Dalam kamus besar Bahasa Indoneia (1991) Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
Poerbakawatja dan Harahap dalam Muhibbin Syah (2001) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya[2].
Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
3. Definisi Psikologi Pendidikan
Whiterington (1978) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Sumadi Suryabrata (1984) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan.
Elliot dkk.(1999) menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.
Dari bebrapa definisi yang telah disampaikan, dapat didsimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan. Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan sifat dan pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan palatihan.
B. Pengertian Gejala Jiwa
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa jika kita memahami proses mental yang mendasari perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi pada manusia, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.
C. Macam-Macam Gejala-Gejala Jiwa dan Karakteristiknya
1. Gejala Jiwa Kognisi (Pengenalan)
Istilah cognitive beasal dari kata cognition yang mempunyai padanan kata atau sinonim knowing yang mempunyai arti mengetahui. Dalam arti luas, cognition(kognisi) merupakan pemerolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dala perkembangannya istilah kognisi berkembang menjadi suatu ranah psikologis manusia yang meliputi setiap peilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Gejala kognisi meliputi:
a. Pengamatan
Pengamatan merupakan proses mengenal segala sesuatu yang ada disekitar kita dengan menggunakan alat indera. Panca indera dimilik oleh baik manusia maupun hewan. Namun manusia dianugerahi akal yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Tuhan yang lainnya.
Proses dalam pengamatan adalah sebagai berikut:
1) Harus ada perhatian yang ditujukan kepada perangsang
2) Ada perangsang yang mengenai alat indera kita
3) Ada alat indera syang menangkap perangsang
4) Ada urat syaraf yang membawa perangsang ke otak
5) Ada otak yang menyadarinya.
b. Tanggapan
Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang diamati tidak lagi berada dalam ruang dam waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut tanggapan.
Tanggapan disebut “laten” (tersembunyi, belum terungkap), apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar, atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa disadarkan kembali. Sedang tanggapan disebut “aktual”, apabila tanggapan tersbut kita sadari.
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
1) Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak terikat waktu dan tempat.
2) Objek pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3) Pengamatan memerlukan perangsang, sedang pada tanggapan tidak perlu ada rangsangan.
4) Pengmatan bersifat sensoris, sedang pada tanggapan bersifat imaginer.
c. Fantasi
Fantasi adalah daya jiwa untuk membentuk atau mencipta tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang sudah ada,
Jenis-jenis fantasi adalah sebagai berikut:
1) Fantasi Mencipta
Fantasi yang terjadi atas inisiatif atau kehendak sendiri, tanpa bantuan orang lain atau jenis fantasi yang mampu menciptakan hal-hal baru. Fantasi macam ini biasanya lebih banyak dimilki oleh para seniman, anak-anak, dan para ilmuwan.[3]
2) Fantasi Tuntunan atau Terpimpin
Fantasi yang terjadi dengan bantuan pimpinan atau tuntunan orang lain. Dalam hal ini misalnya kalau kita sedang membaca buku, kita mengikuti pengarang buku itu dalam ceritanya.
Fungsi Pokok Fantasi adalah sebagai berikut:
a) Fantasi mengh-abstrahir (mengabstraksi)
Fantasi dengan menyaring atau memisahkan sifat-sifat tertentu dari tanggapan yang sudah ada. Misalnya anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka dalam berfantasi, dibayangkan dengan seperti lapangan tanpa pohon-pohon disekitarnya dan tanahnya malulu pasir semua bukan rumput.
b) Fantasi Mengkombinir
Fantasi dengan mengabungkan dua atau lebih tanggapan-tanggapan yang sudah ada, disusun menjadi satu tanggapan baru. Misalnya: Tanggapan badan singa + kepala manusia = Spinx di kota Mesir
c) Fantasi Mendeterninir
Fantasi dimana tanggapan lama dilengkapi, disempurnakan dan mendapatkan ketentuan yang lebih jelas dan terbatas sehingga tercipta tanggapan baru
d. Daya Ingatan
Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Sifat Daya ingatan itu tidak sama pada tiap orang, oleh karena itu, sifat daya ingatan dibedakan menjadi:
1) Ingatan yang mudah dan cepat: orang yang memiliki daya ingatan inidnegan cepat dan mudah menyimpan dan mencamkan kesan-kesan.
2) Ingatan yang luas dan teguh: sekaligus seseorang dapat menerima banyak kesan dan dalam daerah yang luas
3) Ingatan yang setia: kesan yang telah diterimanya itu tetapi tidak berubah, tetap sebagimana waktu menerimanya.
4) Ingatan yang patuh: kesan-kesan yang telah dicamkan dan disimpan itu dengan cepat dapat direprodusir
e. Berfikir
Ialah hasil proses berfikir yang merangkum sebagian dari kenyataan yang dinyatakan dengan satu perkataan. Dalam hal ini misalnya pengertian “sepeda” merangkum segala jenissepeda yang kita ketahui, dan kita menyatakannya dengan satu perkataan yaitu “sepeda”.
Dalam berfikir, seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi. Dalam pemecahan persoalan, individu membeda-bedakan, mempersatukan dan berusaha menjawab pertanyaan, mengapa, untuk apa, bagaimana, dimana dan lain sebagainya. Hal-hal yang berhubungan dengan berfikir adalah:
a. Pengertian
b. Keputusan
c. Kesimpulan
f. Intelegensi
Intelligensi ialah kesanggupan rohani untuk menyesuaikan diri kepada situasi yang baru dengan menggunakan berfikir menurut tujuannya. Seseorang dapat dikatakan berbuat intelligen kalau dalam situasi tertentu, ia dapat berbuat dengan cara-cara yang tepat. Artinya, ia dapat memecahkan kesulitan-kesulitan, soal-soal yang terdapat dalam situasi itu. Dengan kata lain, ia dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru itu.
2. Gejala Jiwa Konasi (Kemauan)
Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan kemampuan adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan yang harus diartikan dalam suatu hubungan. Misalnya, seseorang yang memiliki suatu benda, maka tujuannya bukan pada bendanya, akan tetapi pada mempunyai benda itu”, yaitu berada dalam relasi (hubungan), milik atas benda itu. Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak dan hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik.Gejala Konasi terbagi atas:
a. Dorongan
b. Keinginan
c. Hasrat
d. Kecenderungan
e. Hawa nafsu
f. Kemauan
Pribadi memberikan corak dan menentukan, sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perbuatan memilih dan mengambil keputusan ini disebut dengan keputusan kata hati.
3. Gejala Jiwa Emosi (Perasaan)
Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang dan tingkatannya tidak sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian, perasaan sering juga berhubungan dengan gejala mengenal.[4] Jenis-jenis Emosi (perasaan) adalah sebagai berikut:
1. Perasaan-perasaan jasmaniyah: jenis perasaan ini sering pula disebut perasaan tingkat rendah yang terbagi sebagai berikut:
1) Perasaan sensoris: yaitu perasaan yang berhubungan dengan stimulus terhadap indra, misalnya: dingin, hangat, pahit, asam dan sebagainya.
2) Perasaan vital: yaitu perasaan yang berhubungan dengan kondisi jasmani pada umumnya, misalnya lelah, lesu, lemah, segar, sehat dan sebagainya.
2. Perasaan-perasaan rohaniah: sering pula disebut sebagai perasaan luhur (tingkat tinggi), yang terdiri dari:
1) Perasaan intelektual: yaitu perasaan yang berhubungan dengan kesanggupan intelektual dalam mengatasi suatu masalah, misalnya: senang atau puas ketika berhasil (perasaan intelektual positif), kecewa atau jengkel ketika gagal (perasaan intelektual negatif).
2) Perasaan kesusilaan (etis): yaitu perasaan yang berhubungan dengan baik-buruk atau norma, misalnya: puas ketika mampu melakukan hal yang baik, atau menyesal ketika melakukan hal yang tidak baik.
3) Perasaan estetis (keindahan); yaitu perasaan yang berhubungan dengan penghayatan dan apresiasi tentang sesuatu yang indah tau tidak indah. Perasaan ini timbul jika seseorang mengamati sesuatu yang indah atau yang jelek. Yang indah menimbulkan perasaan positif, yang jelek menimbulkan perasaan yang negatif.
4) Perasaan sosial (kemasyarakatan): yaitu perasaan yang cenderung untuk mengikatkan diri dengan orang-orang lain, misalnya: perasaan cinta sesama manusia, rasa ingin bergaul, ingin menolong, rasa simpati atau setia kawan dan sebagainya.
5) Perasaan harga diri: yaitu perasaan yang berhubungan dengan penghargaan diri seseorang, misalnya: rasa senang, puas, dan bangga akibat adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain atau sebaliknya.
6) Perasaan ketuhanan (religius): yaitu perasaan yang berkaitan dengan kekuasaan dan eksistensi dari Tuhan. Manusia merupakan satu-satunya yang dianugrahkan perasaan ini oleh Tuhan. Perasaan ini digolongkan pada peristiwa psikis yang paling luhur dan mulia. Menurut pandangan filsafat ketuhanan (theologi) menusia disebut “homo divinans” yaitu manusia senantiasa memilki kepercayaan terhadap Tuhan dan hal-hal yang bersifat ghaib.
4. Gejala Jiwa Campuran
Gejala campuran meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan.
· Perhatian
Dalam istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh organisme dan kesadaran seseorang.[5] Perhatian ialah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain daripada itu.[6] Perhatianadalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.Perhatian juga adalah merupakan penyeleksian terhadap stimuli yang ditermia oleh individu yang bersangkutan.[7]
Menurut Dr. Aryan Ardhana, perhatian adalah suatu kegiatan jiwa. Perhatian dapat didefinisikan sebagai proses pemusatan phase-phase atau unsur-unsur pengalaman dan mengabaikan yang lainnya. Sedang menurut Drs. Dakir, perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik di dalam maupun di luar diri kita.[8]
. Faktor yang mempengaruhi perhatian :
˗ Pembawaan
˗ Latihan dan kebiasaan
˗ Kebutuhan
˗ Kewajiban
˗ Keadaan jasmani
˗ Suasana jiwa
˗ Suasana di sekitar
˗ Kuat atau tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri
· Sugesti
Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan dan pikirannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui apa yang di kehendaki dari padanya. Cara untuk menyugesti :
- Dengan membujuk
- Dengan memuji
- Dengan menakut – nakuti
- Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan
· Kelelahan
Adalah gejala berkurangnya manusia untuk melakukan sesuatu.Sebab-sebab terjadinya kelelahan:
1) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasmani. Misalnya, olahraga.
2) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa. Misalnya, memikirkan masalah yang sulit/pelik.
Macam-macam kelelahan:
1) Kelelahan jasmani
2) Kelelahan Rohani
Hubungan kelelahan jasmani dan rohani yaitu pekerjaan jasmani dapat menimbulkan kelelahan jasmani pun dapat menimbulkan kelelahan rohani
· Intuisi
Intuisi berasal dari Intueri yang artinya mengindra dengan jiwa, memandang dengan batin. Kata lain dari Intuisi adalah ilham, bisikan kalbu. Intuisi adalah pandangan batiniah yang sertamerta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran tanpa perurutan pikiran, mirip ilham. Intuisi merupakan bentuk pikiran yang samar-samar, sering setengah disadari tanpa diiringi prises berfikir yang cermat sebelumnya namun kenudian dapat menuntun pada satu keyakinan.
Intuisi adalah kemampuan jiwa manusia dalam mendapatkan kesimpulan suatu soal tanpa uraian, tanpa ketenangan, dan tanpa analisis tertentu. Berikut uraian tentang Intuisi yaitu :
1. Intuisi tidak berdasarkan pada proses berpilir yang berturut-turut, tidak derdasarkan pertimbangan, dan perhitungan seksama.
2. Intuisi terjadi sama halnya dengan perbuatan instingsif tidak dengan aktifitas piker tetapi tidak sama dengan insting.
3. Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang mempunyai nilai yang baik tetapi kadang-kadang berakibat yang tidak menyenangkan.
4. Biasanya wanita lebih intuitif dari pada pria.
5. berfikir adalah berbicara batin yang tidak terdengar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan. Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan sifat dan pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan palatihan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa jika kita memahami proses mental yang mendasari perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi pada manusia, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.
Macam-macam gejala jiwa adalah sebagai berikut:
1. Gejala kognisi (pengenalan), yang meliputi pengamatan, tanggapan, fantas, daya ingat, berfikir dan fantasi
2. Gejala Konasi (kemauan), terbagi atas dorongan, keinginan, hasrat, kecenderungan, hawa nafsu, dan kemauan
3. Gejala Emosi (perasaan), meliputi perasaan-perasaan jasamaniah dan perasaan-perasaan rohaniah
4. Gejala campuran, meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan
B. Saran
Sebagai pendidik, hendaknya kita dapat memahami tentang peranan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran. Terlebih juga memahai tentang gejala-gejala jiwa yang terjadi pada manusia.
Gejala-jiwa atau proses mental sangat perlu difahami oleh pendidik, hal ini dimaksudkan agar lebih dapat memahami proses mental yang dialami oleh peserta didik, agar kita dapat menerapkan tindakan apa yang akan kita lakukan apabila dihadapkan dalam suatu masalah dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agus sujanto, psikologi umum, Jakarta, Bumi aksara, 1993.
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A., Psikologi Umum, Edisi Revisi,Surabaya : PT Bina Ilmu, 1992 .
Drs. Dakir, Pengantar Psychologi Umum.
M. Noor HS, Himpunan Istilah Psikologi,
Mardianto. Psikologi Pendidikan. (Online) http://mardianto-iainsu.blogspot.com/. Diakses 26 Nopember 2014.
Perdana, Andrean. 2013. Gejala Kognisi, Konasi, Emosi Dan CampuranManusia. (Online)http://www.yuwonoputra.com/2013/07/gejala-kognisi-konasi-emosi-campuran.html. diakses: 26 Nopember 2014.
Utomo, Bagus. 2013. Gejala Jiwa Kognisi, Emosi, Konasi, dan Campuran. (Online)http://embesgang.blogspot.com/2013/05/gejala-jiwa-kognisi-emosi-konasi-dan.html. Diakses: 26 Nopember 2014.
Wanny. 2011. Gejala-Gejala Jiwa yang dapat Memepengaruhi Kehidupan Manusia. (Online)http://wannypoenya.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-gejala-gejala-jiwa.html. Diakses: 2 Desember 2014.
[1] Perdana, Andrean. 2013. Gejala Kognisi, Konasi, Emosi Dan CampuranManusia. (Online) http://www.yuwonoputra.com/2013/07/gejala-kognisi-konasi-emosi-campuran.html. diakses: 26 Nopember 2014.
[2] Utomo, Bagus. 2013. Gejala Jiwa Kognisi, Emosi, Konasi, dan Campuran. (Online) http://embesgang.blogspot.com/2013/05/gejala-jiwa-kognisi-emosi-konasi-dan.html. Diakses: 26 Nopember 2014.
[3] Wanny. 2011. Gejala-Gejala Jiwa yang dapat Memepengaruhi Kehidupan Manusia. (Online) http://wannypoenya.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-gejala-gejala-jiwa.html. Diakses: 2 Desember 2014.
[4] Mardianto.. Psikologi Pendidikan. (Online) http://mardianto-iainsu.blogspot.com/. Diakses 26 Nopember 2014.
[5]M. Noor HS, Himpunan Istilah Psikologi, hal.134
[6]Agus sujanto, psikologi umum (Jakarta, Bumi aksara, 1993) hal : 89
[7]Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A., Psikologi Umum, Edisi Revisi ( Surabaya : PT Bina Ilmu, 1992 ) Hal : 93
No comments:
Post a Comment