Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan Hinayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Makalah yang berjudul “Ilmu Akhlak”
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan saya semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Tak ada gading
yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang saya buat ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya
memohon maaf
apabila ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan
agar tugas ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan
datang.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin...
Banda Aceh, Desember 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar
Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................... 2
A. Sejarah
Perkembangan Akhlak Pada Masa Yunani................. 2
B. Sejarah
Akhlak pada Abad Pertengahan................................. 4
C. Sejarah
Akhlak pada Bangsa Arab Sebelum Islam.................. 5
D. Sejarah
Akhlak pada Bangsa Arab Setelah Islam.................... 5
E. Sejarah
Akhlak pada Zaman Baru........................................... 6
BAB
III PENUTUP..................................................................................... 8
A. Kesimpulan...............................................................................
8
B. Saran........................................................................................ 8
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kata akhlak (etika)
dalam pendekatan bahasa sebenarnya sudah dikenal manusia di muka bumi
ini.Yaitu, yang dikenal dengan istilah adat istiadat atau tradisi yang sangat
dihormati oleh setiap individu, keluarga dan masyarakat. Pembahasan akhlak
sudah muncul ketika manusia pertama kali menginjakkan kaki di muka bumi ini.
Karena ketika menciptakan Adam dan menempatkannya di bumi, Allah SWT telah
memberinya pelajaran tentang akhlak, perintah, dan larangan kaitannya dengan
interaksi antar sesama.
Dalam kaitan ini pula,
Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa secara historis etika, sebagai usaha
filsafat yang lahir dari kemerosotan tatanan moral di lingkungan kebudayaan
Yunani 2500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama tentang baik dan buruk
tidak lagi di percaya, para filsuf mempertanyakan kembali norma-norma dasar
bagi kelakuan manusia. Pada pembahasan ini saya akan menjelaskan tentang
sejarah perkembangan ilmu akhlak dari zaman Yunani, Pra-Islam, Islam dan
setelahnya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana perkembangan Akhlak pada Zaman
Yunani?
2. Bagaimana perkembangan Akhlak pada
Pra-Islam?
3. Bagaimana perkembangan Akhlak pada Masa
Islam?
4. Bagaimana perkembangan Akhlak pada Zaman
Baru?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaimana sejarah perkembangan ilmu akhlak sebelum Islam
2. Untuk
mengetahui perkembangan ilmu akhlak pada masa datangnya Islam
3. Untuk
mengetahui perkembangan ilmu akhlak masa Moderen.
BAB
II
PEMBAHASAN
Akhlak adalah suatu
kondisi jiwa yang menyebabkan ia bertindak tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam.[1] Maka
bila sifat itu memunculkan perbuatan baik dan terpuji menurut akal dan syariat
maka sifat itu disebut akhlak yang baik, dan bila yng muncul dari sifat itu
perbuatan buruk maka disebut akhlak yang buruk.[2]
Ilmu akhlak dapat pula
disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku
manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut yaitu
apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk. Ruang lingkup
pembahasan Ilmu Akhlak adalah membahas
tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan
tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk.[3]
Ilmu akhlak berfungsi
memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu
perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk
perbuatan yang baik atau yang buruk. Selanjutnya ilmu akhlak juga berkembang
dari zaman yunani sampai zaman sekarang.
A. Sejarah Perkembangan Akhlak Pada Zaman Yunani
1.
Tokoh-tokoh Sofistik (500-450 SM)
Sebelum kemunculan
tokoh-tokoh Sofistik, akhlak kurang diperhatikan.Setelah mereka muncul mereka
adalah ahli filsafat dan menjadi guru di beberapa negeri. Walaupun berbeda-beda
pikiran dan pendapat mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu menyiapkan
angkatan muda bangsa Yunani untuk menjadi nasional yang baik, merdeka, dan
mengetahui kewajiban mereka terhadap tanah airnya.
2.
Socrates (469-399 SM)
Ia melakukan
penyelidikan terhadap akhlak dan hubungan antarmanusia. Ia didaulat sebagai
perintis ilmu akhlak Yunani yang pertama. Ia berpendapat bahwa akhlak dalam
kaitannya dengan hubungan antar manusia harus didasarkan pada ilmu. Tidak
ditemukan pandangannya tentang tujuan akhir akhlak atau ukuran yang digunaknan
untuk menilai suatu perbuatan apakah baik atau buruk.Oleh karena itu, tidak
heran jika kemudian bermunculan berbagai pendapat tentang tujuan akhlak
walaupun sama-sama didasarkan pada Socrates.
3.
Cynics dan Cyrenics
Diantara ajaran cynics
adalah bahwa Tuhan dibersihkan dari segala kebutuhan dan bahwa sebaik-baik
manusia adalah yang memiliki perangai akhlak ketuhanan. Dengan akhlak ketuhanan
ini, seseorang sedapat mungkin meminimalisasi kebutuhan dan terbiasa dengan
hidup sederhana. Adapun kelompok cyrenaics berpendapat bahwa mencari
kebahagiaan dan menjahui kepedihan adalah satu-satunya tujuan hidup yang benar.
4.
Plato
Pandangan plato
mengenai akhlak didasarkan pada teori ”model” (paradigma). Ia berpendapat bahwa
di balik alam ini ada alam rohani (alam ideal) yang terdapat bermacam-macam
kekuatan. Keutamaan muncul dari pertimbangan kekuatan tersebut dan tunduknya
kekuatan pada hokum akal. Ia pun berpendapat bahwa prinsip-prinsip keutamaan
ada empat yaitu hikmah atau kebijaksanaan, keberanian,keperwiraan. Dan
keadilan.
5. Aristoteles
Di
antara beberapa pendapatnya tentang akhlak adalah sebagai berikut:
a.
Tujuan tarakhir yang dikehendaki manusia
dalam semua tindakannya adalah “bahagia”.
b.
Jalan mencapai kebahagiaan adalah
mempergunakan kekuatan akal pikiran dengan sebaik-baiknya.
c.
Keutamaan itu terletak di tengah-tengah,
di antara dua keburukan. Dermawan misalnya adalah ditengah-tengah antara boros
dan kikir, keberanian adalah ditengah-tengah antara membabibuta dan takut dan
lain-lain.[4]
6.
Stoics dan Epicurics
Stoics dan Epicurics
berbeda dengan para pendahulunya dalam penyelidikan akhlak. Stoics berpendirian
sebagaimana paham Cynics yang pandangannya telah dikemukakan diatas.[5]
Epicurics mendasarkan pelajarannya pada
paham kelompok Cyrenics. Filsafat Epikurus bertujuan menjamin kebahagiaan
manusia. Di antara ajarannya adalah:
a.
Manusia tidak dapat tenang karena takut
pada dewa-dewa, dan takut kepada mati dan nasib.
b.
Manusia tidak perlu takut karena
dewa-dewa yang menikmati kebahagiaan yang kekal tidak mengganggu.
c.
Mati juga tidak perluditakutkan karena
mati berarti tidak menderita.
d.
Nasib manusia ditentukan oleh manusia
sendiri. Kalau manusia mempunyai ketenangan batin, manusia dapat mencapai
tujuan hidupnya.
e.
Tujuan hidup manusia adalah hedone
(kenikmatan, kepuasan).
7.
Agama Nasrani
Pada akhir abad ketiga
Masehi, tersiarlah agama Nasrani di Eropa. Agama itu dapat mengubah pemikira
manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang tercantum dalam Taurat. Agama
memberi pelajaran bahwa Tuhan merupakan sumber segala akhlak sebagai patokan
yang harus kita pelihara dalam bentuk interaksi diantara kita dan Tuhanlah yang
menjelaskan baik dan buruk.
Menurut para filsuf
yunani pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah ilmu pengetahuan atau
kebijaksanaan, sedangkan menurut agama Nasrani,pendorong untuk melakukan
perbuatan baik adalah cinta kepada Tuhan dan iman kepada-Nya.
B. Sejarah Akhlak Pada Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan di
kuasai oleh gereja.Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan “hakikat” telah diterima
dari wahyu. Apa yang telah diperintahkan oleh wahyu tentu benar. Oleh karena
itu, tidak ada artinya penggunaan akal dan pikiran untuk kegiatan penelitian. Ajaran
akhlak yang lahir di Eropa pada abad pertengahan adalah ajaran akhlak yang di
bangun dari perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran Nasrani.[6]
C. Sejarah Akhlak Pada Bangsa Arab Sebelum Islam
Bangsa arab pada zaman
jahiliyyah tidak menonjol dalam segi filsafat sebagaimana bangsa yunani. Hal
ini karena penyelidikan terhadap ilmu terjadi hanya pada bangsa yang sudah maju
pengetahuannya. Sekalipun demikian, bangsa arab pada waktu itu mempunyai
ahli-ahli hikmah dan syair-syair yang mengandung nilai-nilai akhlak. Dapat
dipahami bahwa bangsa arab sebelum islam telah memiliki kadar pemikiran yang
minimal pada bidang akhlak, pengetahuan tentang berbagai macam keutamaan dan
mengerjakannya, walupun nilai yang tercetus leqwat syair-syairnya belum
sebanding dengan kata-kata hikmah yang di ucapkan oleh filsuf-filsuf Yunani
Kuno. Dalam syariat-syariat mereka tersebut sudah ada muatan-muatan akhlak.
D. Sejarah Akhlak Pada Bangsa Arab Setelah Islam
Islam datang mengajak
manusia untuk percaya kepada Allah SWT,
yang menjadi sumber segala sesuatu yang ada di seluruh alam. Dengan
kekuasaan-Nya segala yang ada di dunia dan di langit, semuanya berjalan secara
beraturan menurut ketentuan-Nya. Sebagaimana halnya Allah SWT telah menetapkan
aturan yang harus diikuti manusia, seperti kebenaran dan keadilan, juga
menjauhi segala perbuatan yang di larang, seperti dusta dan
kezaliman.Keterangan tersebut di jelaskan dalam firman Alloh SWT, Qur’an surat
an-Nahl ayat 30 yang artinya” sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan
berbuat kebajikan memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang melakukan
perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.
Dalam Islam, tidak
diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang di utus untuk menyempurnakan akhlak. Akan tetapi
tokoh pertama yang menulis ilmu akhlak dalam Islam masih diperbincangkan berikut
ini akan dikemukakan beberapa teori.
1. Ali
bin Abi Tholib, berdasarkan sebuah risalah yang di tulis untuk putranya
Al-Hasan, setelah kepulangannya dari perang shiffin. Dan kandungnya terdapat
dalam kitab Nahj Al-Balaghoh.
2. Isma,il
bin Mahran Abu An-Nashr As-Saukani pada abad ke-2 H,beliau menulis kitab Al
mukmin wa Al-Fajir.
3. Ja’far
bin Ahmad Al-Qummi, penulis kitab Al-Mani’at min Dukhul Al-Jannah pada abad ke-3H.
4. Ar-Rozi
(250-313H) dalam kitab Ath- Thibb Ar-Ruhani
(kesehatan), walaupun masih ada filsof lain seperti Kindi, Ibnu Sina.
5. Ali
bin Ahmad Al-Kufi.menulis kitab Al-Adab dan Makarim Al- Akhlak.
6. Warrom
bin Abi Al-Fawaris menulis kitab Tanbih Al-Khathir wa Nuzhah An- Nazhir.
7. Syehk
Khowajah Nazhir Ath-thusi menulis kitab Al-Akhlak an-Nashriyyah wa Awshaf Asy-Asraf
wa Adab Al-Muta’allimin.[7]
E. Sejarah Akhlak Pada Zaman Baru
Pada akhir abad ke-15
Masehi, Eropa mulai mengalami kebangkitan dalam bidang filsafat, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Segala sesuatu yang selama ini dianggap mapan mulai
diteliti, dikritik dan diperbaharui, hingga akhirnya mereka menerapkan pola
bertindak dan berpikir secara liberal. Diantara masalah yang mereka kritik dan
dilakukan pembaharuan adalah masalah akhlak. Penentuan patokan baik dan buruk
yang semula didasarkan pada dogma greja diganti dengan berdasarkan pandangan
ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman empirik. Banyak tokoh pemikir akhlak yang lahir pada
abad baru ini diantaranya:
1.
Descartes (1596-1650)
Adalah seorang ahli
filsafat prancis yang telah meletakan dasar-dasar baru bagi ilmu pengetahuan
dan filsafat, diantaranya:
a.
Tidak menerima sesuatu yang belum
diperiksa oleh akal dan penelitian empiric. Apa yang didasarkan pada sangkaan
semata dan tumbuh dari kebiasaan wajib ditolak.
b.
Menyelidiki dari hal yang terkecil dan
kemudian ke arah yang lebih komplek.
c.
Menetapakan kebenaran harus di uji
terlebih dahulu .
2.
Bentham (1748-1832 ) dan Stuart Mill (1806-1873 ).
Keduanya termasuk tokoh
yang banyak terpengaruh oleh pemikiran Epicurus dengan cara mengubahnya menjadi
paham utilitarianism yaitu paham yang semula didasarkan pada kebahagiaan yang
bersifat individualistic kepada kebahagiaan yang bersifat universalistik.
3.
Thomas Hill Green (1836-1882 ) dan herbert Spencer (1820-1903 )
Kedunya mengaitkan
paham evolusi dengan akhlak. Di antara pemikiran akhlak Green adalah:
a. Manusia
dapat memahami suatu keadaan yang lebih baik dan dapat menghendaki ,sebab ia
adalah perilaku moral.
b. Manusia
dapat melakukan realisi diri karena ia adalah subjek yang sadar diri,
reproduksi dari kesadaran diri yang abadi.
c. Cita-cita
keadaan yang lebih baik adalah ideal.
d. Ide
menjadi pelaku bermoral dalam kehidupan manusia.
4.
Viktor Causin (1729-1867) dan August Comte (1798-1857)
Menurut Causin pemikirannya
bahwa dasar Metafisika adalah pengamatan yang hati-hati dan analisis atas
fakta-fakta tentang kehidupan sadar.Sedangkan August dijuluki dengan bapak
sosiologi yang terkenal sebagai orang pertama yang mengaplikasikan metode
ilmiah dalam ilmu social.
5.
Pasca Mill dan Spencer
Sejak mill dan spencer
hingga sekarang penelitian tentang akhlak hanya menjelaskan teori-teori
sebagaiman diutarakan di atas. Dengan kata lain belum di temukan teori-teori
lain.[8]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
-
Akhlak adalah suatu kondisi jiwa yang
menyebabkan ia bertindak tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang
mendalam dan Ilmu Akhlak adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia,
kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik
atau perbuatan yang buruk.
-
Tokoh-tokoh perkembangan akhlak pada
masa zaman yunani adalah sebagai berikut : Tokoh-Tokoh Sofistik (500-450),
Sockrates (469-399), Plato (427-347), Aristoteles (9394-322), Stoics dan Epicuris dan Agama
Nasrani. Dan tokoh pemikir pada masa zaman baru adalah Descartes (1596-1650),
Bentham (1748-1832), Thomas Hill Green (1836-1882), Victor Cousin (1792-1867),
dan Pasca Mill dan Spencer.
B.
Saran
-
Setelah mempelajari sejarah dan
perkembangan ilmu akhlak ini seharusnya kita sadar tentang akhlak kita. Mencoba
merubah untuk menjadi lebih baik lagi. Karena sebagai orang Islam kita tidak
boleh kalah dengan orang-orang diluar Islam seperti dalam sejarah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf,
Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010
Khoiri,
Alwan, Tulus Mustofa dkk, Akhlak Tasawuf, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga, 2005
Mustaqim, Abdul, Akhlak
Tasawuf, Yogyakarta: Kreasi Wacanan, 2007
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada, 2013
[1] H.Abdul
Mustaqim, Akhlak Tasawuf(kreasi wacanan Yogyakarta, 2007)hlm.2
[2] Alwan Khoiri,
Tulus Mustofa dkk, Akhlak Tasawuf (Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2005). Hlm. 6.
[3] H. Abuddin Nata,
M.A Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (PT Raja Grfindo Persada Jakarta, 2013)
hlm.6-7
[4] H.Abdul
Mustaqim, Akhlak Tasawuf. op.cit. hlm. 54
[5] Ibid., hlm. 55.
[6] Rison Anwar,
Akhlak Tasawuf (CV PUSTAKA SETIA, Bandung 2010) hlm.56
[7] Ibid.,
hlm.57-60
[8] Rison Anwar,
Akhlak Tasawuf (CV PUSTAKA SETIA, Bandung 2010) hlm.60-65.
No comments:
Post a Comment