Tuesday, 2 January 2018

Makalah Ilmu Akhlak

  aulia       Tuesday, 2 January 2018
KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah yang berjudul “Ilmu Akhlak” ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang saya buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta berdaya guna  dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin...


Banda Aceh,      Desember 2017
Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................      i     
DAFTAR ISI.................................................................................................      ii
BAB I      PENDAHULUAN........................................................................      1
A.    Latar Belakang .........................................................................    1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................     1
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................     1
BAB II    PEMBAHASAN...........................................................................      2    
A.    Sejarah Perkembangan Akhlak Pada Masa Yunani.................      2
B.     Sejarah Akhlak pada Abad Pertengahan.................................      4
C.     Sejarah Akhlak pada Bangsa Arab Sebelum Islam..................      5
D.    Sejarah Akhlak pada Bangsa Arab Setelah Islam....................      5
E.     Sejarah Akhlak pada Zaman Baru...........................................      6
BAB III   PENUTUP.....................................................................................      8
A.    Kesimpulan...............................................................................     8
B.     Saran........................................................................................      8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................      9




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kata akhlak (etika) dalam pendekatan bahasa sebenarnya sudah dikenal manusia di muka bumi ini.Yaitu, yang dikenal dengan istilah adat istiadat atau tradisi yang sangat dihormati oleh setiap individu, keluarga dan masyarakat. Pembahasan akhlak sudah muncul ketika manusia pertama kali menginjakkan kaki di muka bumi ini. Karena ketika menciptakan Adam dan menempatkannya di bumi, Allah SWT telah memberinya pelajaran tentang akhlak, perintah, dan larangan kaitannya dengan interaksi antar sesama.
Dalam kaitan ini pula, Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa secara historis etika, sebagai usaha filsafat yang lahir dari kemerosotan tatanan moral di lingkungan kebudayaan Yunani 2500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama tentang baik dan buruk tidak lagi di percaya, para filsuf mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi kelakuan manusia. Pada pembahasan ini saya akan menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu akhlak dari zaman Yunani, Pra-Islam, Islam dan setelahnya.

B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana perkembangan Akhlak pada Zaman Yunani?
2.    Bagaimana perkembangan Akhlak pada Pra-Islam?
3.    Bagaimana perkembangan Akhlak pada Masa Islam?
4.    Bagaimana perkembangan Akhlak pada Zaman Baru?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan ilmu akhlak sebelum Islam
2.      Untuk mengetahui perkembangan ilmu akhlak pada masa datangnya Islam
3.      Untuk mengetahui perkembangan ilmu akhlak masa Moderen.



BAB II
PEMBAHASAN

Akhlak adalah suatu kondisi jiwa yang menyebabkan ia bertindak tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.[1] Maka bila sifat itu memunculkan perbuatan baik dan terpuji menurut akal dan syariat maka sifat itu disebut akhlak yang baik, dan bila yng muncul dari sifat itu perbuatan buruk maka disebut akhlak yang buruk.[2]
Ilmu akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk. Ruang lingkup pembahasan  Ilmu Akhlak adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk.[3]
Ilmu akhlak berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk. Selanjutnya ilmu akhlak juga berkembang dari zaman yunani sampai zaman sekarang.
    
A.  Sejarah Perkembangan Akhlak Pada Zaman Yunani
1. Tokoh-tokoh Sofistik (500-450 SM)
Sebelum kemunculan tokoh-tokoh Sofistik, akhlak kurang diperhatikan.Setelah mereka muncul mereka adalah ahli filsafat dan menjadi guru di beberapa negeri. Walaupun berbeda-beda pikiran dan pendapat mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu menyiapkan angkatan muda bangsa Yunani untuk menjadi nasional yang baik, merdeka, dan mengetahui kewajiban mereka terhadap tanah airnya.
2. Socrates (469-399 SM)
Ia melakukan penyelidikan terhadap akhlak dan hubungan antarmanusia. Ia didaulat sebagai perintis ilmu akhlak Yunani yang pertama. Ia berpendapat bahwa akhlak dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia harus didasarkan pada ilmu. Tidak ditemukan pandangannya tentang tujuan akhir akhlak atau ukuran yang digunaknan untuk menilai suatu perbuatan apakah baik atau buruk.Oleh karena itu, tidak heran jika kemudian bermunculan berbagai pendapat tentang tujuan akhlak walaupun sama-sama didasarkan pada Socrates.
3. Cynics dan Cyrenics
Diantara ajaran cynics adalah bahwa Tuhan dibersihkan dari segala kebutuhan dan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memiliki perangai akhlak ketuhanan. Dengan akhlak ketuhanan ini, seseorang sedapat mungkin meminimalisasi kebutuhan dan terbiasa dengan hidup sederhana. Adapun kelompok cyrenaics berpendapat bahwa mencari kebahagiaan dan menjahui kepedihan adalah satu-satunya tujuan hidup yang benar.
4. Plato
Pandangan plato mengenai akhlak didasarkan pada teori ”model” (paradigma). Ia berpendapat bahwa di balik alam ini ada alam rohani (alam ideal) yang terdapat bermacam-macam kekuatan. Keutamaan muncul dari pertimbangan kekuatan tersebut dan tunduknya kekuatan pada hokum akal. Ia pun berpendapat bahwa prinsip-prinsip keutamaan ada empat yaitu hikmah atau kebijaksanaan, keberanian,keperwiraan. Dan keadilan.
5. Aristoteles
Di antara beberapa pendapatnya tentang akhlak adalah sebagai berikut:
a.       Tujuan tarakhir yang dikehendaki manusia dalam semua tindakannya adalah “bahagia”.
b.      Jalan mencapai kebahagiaan adalah mempergunakan kekuatan akal pikiran dengan sebaik-baiknya.
c.       Keutamaan itu terletak di tengah-tengah, di antara dua keburukan. Dermawan misalnya adalah ditengah-tengah antara boros dan kikir, keberanian adalah ditengah-tengah antara membabibuta dan takut dan lain-lain.[4]
6. Stoics dan Epicurics
Stoics dan Epicurics berbeda dengan para pendahulunya dalam penyelidikan akhlak. Stoics berpendirian sebagaimana paham Cynics yang pandangannya telah dikemukakan diatas.[5]
Epicurics mendasarkan pelajarannya pada paham kelompok Cyrenics. Filsafat Epikurus bertujuan menjamin kebahagiaan manusia. Di antara ajarannya adalah:
a.       Manusia tidak dapat tenang karena takut pada dewa-dewa, dan takut kepada mati dan nasib.
b.      Manusia tidak perlu takut karena dewa-dewa yang menikmati kebahagiaan yang kekal tidak mengganggu.
c.       Mati juga tidak perluditakutkan karena mati berarti tidak menderita.
d.      Nasib manusia ditentukan oleh manusia sendiri. Kalau manusia mempunyai ketenangan batin, manusia dapat mencapai tujuan hidupnya.
e.       Tujuan hidup manusia adalah hedone (kenikmatan, kepuasan).
7. Agama Nasrani
Pada akhir abad ketiga Masehi, tersiarlah agama Nasrani di Eropa. Agama itu dapat mengubah pemikira manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang tercantum dalam Taurat. Agama memberi pelajaran bahwa Tuhan merupakan sumber segala akhlak sebagai patokan yang harus kita pelihara dalam bentuk interaksi diantara kita dan Tuhanlah yang menjelaskan baik dan buruk.
Menurut para filsuf yunani pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan, sedangkan menurut agama Nasrani,pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah cinta kepada Tuhan dan iman kepada-Nya.

B.  Sejarah Akhlak Pada Abad Pertengahan
            Pada abad pertengahan di kuasai oleh gereja.Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan “hakikat” telah diterima dari wahyu. Apa yang telah diperintahkan oleh wahyu tentu benar. Oleh karena itu, tidak ada artinya penggunaan akal dan pikiran untuk kegiatan penelitian. Ajaran akhlak yang lahir di Eropa pada abad pertengahan adalah ajaran akhlak yang di bangun dari perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran Nasrani.[6]

C.  Sejarah Akhlak Pada Bangsa Arab Sebelum Islam
Bangsa arab pada zaman jahiliyyah tidak menonjol dalam segi filsafat sebagaimana bangsa yunani. Hal ini karena penyelidikan terhadap ilmu terjadi hanya pada bangsa yang sudah maju pengetahuannya. Sekalipun demikian, bangsa arab pada waktu itu mempunyai ahli-ahli hikmah dan syair-syair yang mengandung nilai-nilai akhlak. Dapat dipahami bahwa bangsa arab sebelum islam telah memiliki kadar pemikiran yang minimal pada bidang akhlak, pengetahuan tentang berbagai macam keutamaan dan mengerjakannya, walupun nilai yang tercetus leqwat syair-syairnya belum sebanding dengan kata-kata hikmah yang di ucapkan oleh filsuf-filsuf Yunani Kuno. Dalam syariat-syariat mereka tersebut sudah ada muatan-muatan akhlak.

D.  Sejarah Akhlak Pada Bangsa Arab Setelah Islam
Islam datang mengajak manusia untuk percaya kepada  Allah SWT, yang menjadi sumber segala sesuatu yang ada di seluruh alam. Dengan kekuasaan­-Nya segala yang ada di dunia dan di langit, semuanya berjalan secara beraturan menurut ketentuan-Nya. Sebagaimana halnya Allah SWT telah menetapkan aturan yang harus diikuti manusia, seperti kebenaran dan keadilan, juga menjauhi segala perbuatan yang di larang, seperti dusta dan kezaliman.Keterangan tersebut di jelaskan dalam firman Alloh SWT, Qur’an surat an-Nahl ayat 30 yang artinya” sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang melakukan perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Dalam Islam, tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang di utus  untuk menyempurnakan akhlak. Akan tetapi tokoh pertama yang menulis ilmu akhlak dalam Islam masih diperbincangkan berikut ini akan dikemukakan beberapa teori.
1.      Ali bin Abi Tholib, berdasarkan sebuah risalah yang di tulis untuk putranya Al-Hasan, setelah kepulangannya dari perang shiffin. Dan kandungnya terdapat dalam kitab  Nahj Al-Balaghoh.
2.      Isma,il bin Mahran Abu An-Nashr As-Saukani pada abad ke-2 H,beliau menulis kitab Al mukmin wa Al-Fajir.
3.      Ja’far bin Ahmad Al-Qummi, penulis kitab Al-Mani’at min Dukhul Al-Jannah  pada abad ke-3H.
4.      Ar-Rozi (250-313H)  dalam kitab Ath- Thibb Ar-Ruhani (kesehatan), walaupun masih ada filsof lain seperti Kindi, Ibnu Sina.
5.      Ali bin Ahmad Al-Kufi.menulis kitab Al-Adab dan Makarim Al- Akhlak.
6.      Warrom bin Abi Al-Fawaris menulis kitab Tanbih Al-Khathir wa Nuzhah  An- Nazhir.
7.      Syehk Khowajah Nazhir Ath-thusi menulis kitab Al-Akhlak an-Nashriyyah wa Awshaf Asy-Asraf wa Adab Al-Muta’allimin.[7]
E.  Sejarah Akhlak Pada Zaman Baru
Pada akhir abad ke-15 Masehi, Eropa mulai mengalami kebangkitan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala sesuatu yang selama ini dianggap mapan mulai diteliti, dikritik dan diperbaharui, hingga akhirnya mereka menerapkan pola bertindak dan berpikir secara liberal. Diantara masalah yang mereka kritik dan dilakukan pembaharuan adalah masalah akhlak. Penentuan patokan baik dan buruk yang semula didasarkan pada dogma greja diganti dengan berdasarkan pandangan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman empirik.  Banyak tokoh pemikir akhlak yang lahir pada abad baru ini diantaranya:
1. Descartes (1596-1650)
Adalah seorang ahli filsafat prancis yang telah meletakan dasar-dasar baru bagi ilmu pengetahuan dan filsafat, diantaranya:
a.       Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa oleh akal dan penelitian empiric. Apa yang didasarkan pada sangkaan semata dan tumbuh dari kebiasaan wajib ditolak.
b.      Menyelidiki dari hal yang terkecil dan kemudian ke arah yang lebih komplek.
c.       Menetapakan kebenaran harus di uji terlebih dahulu .
2. Bentham (1748-1832 ) dan Stuart Mill (1806-1873 ).
Keduanya termasuk tokoh yang banyak terpengaruh oleh pemikiran Epicurus dengan cara mengubahnya menjadi paham utilitarianism yaitu paham yang semula didasarkan pada kebahagiaan yang bersifat individualistic kepada kebahagiaan yang bersifat universalistik.
3. Thomas Hill Green (1836-1882 ) dan herbert Spencer (1820-1903 )
Kedunya mengaitkan paham evolusi dengan akhlak. Di antara pemikiran akhlak Green adalah:
a.       Manusia dapat memahami suatu keadaan yang lebih baik dan dapat menghendaki ,sebab ia adalah perilaku moral.
b.      Manusia dapat melakukan realisi diri karena ia adalah subjek yang sadar diri, reproduksi dari kesadaran diri yang abadi.
c.       Cita-cita keadaan yang lebih baik adalah ideal.
d.      Ide menjadi pelaku bermoral dalam kehidupan manusia.
4. Viktor Causin (1729-1867) dan August Comte (1798-1857)
Menurut Causin pemikirannya bahwa dasar Metafisika adalah pengamatan yang hati-hati dan analisis atas fakta-fakta tentang kehidupan sadar.Sedangkan August dijuluki dengan bapak sosiologi yang terkenal sebagai orang pertama yang mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu social.
5. Pasca Mill dan Spencer
Sejak mill dan spencer hingga sekarang penelitian tentang akhlak hanya menjelaskan teori-teori sebagaiman diutarakan di atas. Dengan kata lain belum di temukan teori-teori lain.[8]
                                  





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
-          Akhlak adalah suatu kondisi jiwa yang menyebabkan ia bertindak tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam dan Ilmu Akhlak adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk.
-          Tokoh-tokoh perkembangan akhlak pada masa zaman yunani adalah sebagai berikut : Tokoh-Tokoh Sofistik (500-450), Sockrates (469-399), Plato (427-347), Aristoteles  (9394-322), Stoics dan Epicuris dan Agama Nasrani. Dan tokoh pemikir pada masa zaman baru adalah Descartes (1596-1650), Bentham (1748-1832), Thomas Hill Green (1836-1882), Victor Cousin (1792-1867), dan Pasca Mill dan Spencer.

B.     Saran
-          Setelah mempelajari sejarah dan perkembangan ilmu akhlak ini seharusnya kita sadar tentang akhlak kita. Mencoba merubah untuk menjadi lebih baik lagi. Karena sebagai orang Islam kita tidak boleh kalah dengan orang-orang diluar Islam seperti dalam sejarah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010
Khoiri, Alwan, Tulus Mustofa dkk, Akhlak Tasawuf, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005
Mustaqim, Abdul, Akhlak Tasawuf, Yogyakarta: Kreasi Wacanan, 2007
Nata,  Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada, 2013






[1] H.Abdul Mustaqim, Akhlak Tasawuf(kreasi wacanan Yogyakarta, 2007)hlm.2
[2] Alwan Khoiri, Tulus Mustofa dkk, Akhlak Tasawuf (Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005). Hlm. 6.
[3] H. Abuddin Nata, M.A Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (PT Raja Grfindo Persada Jakarta, 2013) hlm.6-7
[4] H.Abdul Mustaqim, Akhlak Tasawuf. op.cit. hlm. 54
[5] Ibid., hlm. 55.
[6] Rison Anwar, Akhlak Tasawuf (CV PUSTAKA SETIA, Bandung 2010) hlm.56
[7] Ibid., hlm.57-60
[8] Rison Anwar, Akhlak Tasawuf (CV PUSTAKA SETIA, Bandung 2010) hlm.60-65.
logoblog

Thanks for reading Makalah Ilmu Akhlak

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment