5 Ciri Orang yang Mendapatkan Hidayah
Abdurrahman
menambahkan, ada dua bentuk hidayah. Pertama, hidayah bayan wal irsyad
(penjelasan dan petunjuk). “Hidayah ini cenderung dimiliki oleh para nabi dan
rasul. Hidayah turun kepada mereka dan mereka punya kewajiban menyampaikan dan
menjelaskan hal tersebut kepada umat yang ada bersama mereka pada saat itu,”
ujarnya.
Kedua, hidayah
taufiq. Ini adalah hidayah yang Allah turunkan kepada hamba-hamba Allah,
siapa saja, dengan syarat punya kemauan dan kesungguhan untuk mendapatkan
hidayah Allah. “Hidayah ini akan sampai kepada seseorang manakala dia mau
menjemputnya. Hanya hamba-hamba Allah yang punya persiapan yang baik, punya
keinginan yang baik dalam hidupnya, dan mau berikhtiar sungguh-sungguh untuk
menjemputnya, yang akan mendapatkan hidayah taufiq,” tuturnya.
Lalu, apa
kendaraan untuk menjemput hidayah taufiq tersebut? Menurut Abdurrahman, ada dua
kendaraannya, yakni Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW. “Hendaklah kita selalu mengakrabi
Alquran, baik dengan cara membacanya, memahaminya, mendalaminya dan
mengamalkannya. Selain itu, pelajari Sunnah Rasulullah SAW dengan sebaik
mungkin, baik perkataan, perbuatan maupun penetapan beliau,” paparnya.
Abdurrahman
lalu mengungkapkan lima cirri orang yang mendapat hidayah Allah. Pertama, ia
merasakan mudah atau tidak berat melaksanakan kewajiban (ketaatan) kepada Allah
dan menjauhi larangan-Nya. “Termasuk di dalamnya tidak berat melaksanakan
Tahajud, shalat fardhu berjamaah dan ketaatan lainnya kepada Allah,” ujarnya.
Kedua, kalau
mendengar nama Allah disebut cintanya kepada Allah bertambah, hatinya
bergetar. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka
yang apabila disebut nama Allah bergetar hati mereka. dan apabila dibacakan ayat-ayatnya
kepada mereka, bertambah (kuat) imannya, dan hanya kepada Tuhan mereka
bertawakal.” (QS Al-Anfal: 2)
Ketiga,
senantiasa istiqamah/ konsisten. Artinya berpegang teguh pada nilai-nilai
keimanan yang dimiliki. “Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama)
Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
(QS Ali 'Imran: 101)
Keempat,
rajin dan sungguh-sungguhn menghadiri majelis-majelis ilmu, guna menambah
perbendaharaan keilmuan dan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. “Allah akan
meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa derajat.” (QS Al
Mujadalah: 11)
Kelima,
hidupnya bermahkotakan rasa malu. Baik malu kepada Allah maupun makhluk Allah.
Abdurrahman
mengatakan, banyak sekali hadits Rasulullah yang menegaskan pentingnya sifat
malu (haya’). Salah satu di antaranya, “Malu itu sebagian dari iman.”
Hadits lainnya, “Jika kamu tidak punya rasa malu, silakan lakukan sesuka
hatimu.” “Malu dan iman itu ibarat saudara kembar. Orang yang beriman
pasti punya rasa malu.” “Malu itu tidak mendatangkan sesuatu, kecuali
kebaikan.”
No comments:
Post a Comment