Makalah Pendidikan Bahasa Indonesia
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi, butuh berkomunikasi dengan menusia lain. Supaya interaksi dapat berlangsung interaktif, tentu membutuhkan alat, sarana atau media, dan yang paling utama digunakan manusia adalah BAHASA.
Pengajaran Bahasa Indonesia adalah proses mengajar atau mengajarkan Bahasa Indonesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia mempelajari Bahasa Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa daerah. Oleh karena itu, pengajaran Bahasa Indonesia ini merupakan pengajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.
Landasan formal pengajaran Bahasa Indonesia adalah Kurikulum Bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah. Dikemukakan dalam Kurikulum (GBPP) Bahasa Indonesia SD bahwa pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya belajar berkomunikasi dan peningkatan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia lisan maupun tulisan.
Peran aktif guru dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Indonesia di kelas sangat menentukan diterima atau tidaknya pesan dan informasi oleh siswa. Kesalahan-kesalahan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia harus dapat dijadikan motivasi siswa untuk belajar memperbaiki kesalahan tersebut dan mengetahui kebenaran atas kesalahan tersebut. Di sinilah peran guru untuk meluruskan dan mengarahkannya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalahnya yang berjudul “Pengajaran Pembelajaran Bahasa Indonesia” Walaupun melalui jalan yang panjang di sertai dengan berbagai macam kesulitan, namun syukur alhamdulillah berkat adanya usaha dan bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan tersebut dapat terselesaikan.
Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas makalah yang di berikan oleh bapak Suprih Widodo,S.Si,M.T .
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis tidak lupa mengucapkan bnyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini, namun kami harapkan mudah-mudahan makalah ini menjadi bermanfaat bagai perkembangan teknologi khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
DAFTAR ISI
ABSTRAK.. i
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN.. 2
A. Latar Belakang Masalah. 2
B. Rumusan Masalah. 2
C. Tujuan. 2
D. Manfaat 2
E. Sistematika Laporan Makalah. 2
BAB II PEMBAHASAN.. 2
A. Pengajaran Bahasa Indonesia dan Fungsinya. 2
B. Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Indonesia di SD khususnya kelas 2. 2
C. Metode pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah. 2
D. Teknik pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah. 2
BAB III KESIMPULAN.. 2
A. Kesimpulan. 2
B. Saran. 2
DAFTAR PUSTAKA.. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi, butuh berkomunikasi dengan menusia lain. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia ingin menampilkan eksistensi diri agar keberadaan dirinya di antara manusia lain dapat diakui. Kemudian juga terasa sangat perlu dilakukan karena dorongan sosial-kultur, yang mendesak dan bergejolak ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain serta bisa memahami pesan yang disampaikan orang lain secara resiprokal, dapat saling memberi, saling menerima, saling memahami, dan saling mafhum.
Supaya interaksi dapat berlangsung interaktif, tentu membutuhkan alat, sarana atau media, dan yang paling utama digunakan manusia adalah BAHASA.
Ilmu Bahasa, Studi Bahasa, kajian tentang bahasa, sekarang sudah bersifat universal. Demikian pula pendidikan bahasa dan pembelajaran bahasa setiap jenjang pendidikan pada era globalisasi ini amat sangat diperlukan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia, telah ditanamkan kepada anak sejak di usia dini. Hal ini dapat dilihat dari pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar khususnya di kelas rendah oleh para pendidik/guru.
Berhasil atau tidaknya seorang pendidik mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada anak didiknya, dapat dilihat dari metode pengajaran yang digunakan pendidik tersebut dan bagaimana respons dari anak didiknya. Jika seorang pendidik memakai suatu metode tertentu dengan baik dan benar ketika mengajar maka anak didiknya pun akan merespons pesan atau informasi yang diberikan pendidik tersebut dengan baik pula. Begitupun sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengajaran bahasa Indonesia dan apa saja fungsinya?
2. Bagaimana pelaksanaan pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah?
4. Teknik apa saja yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengajaran bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui metode metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui teknik teknik yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia
D. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan tentang pengajaran pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk gambaran tentang bagaimana seharusnya guru mengajarkan bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dengan benar.
E. Sistematika Laporan Makalah
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Sistematika laporan makalah
Bab II Pembahasan
A. Pengajaran Bahasa Indonesia dan Fungsinya
B. Pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia
C. Metode metode pengajaran bahasa Indonesia
D. Teknik-teknik pengajaran bahasa Indonesia
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengajaran Bahasa Indonesia dan Fungsinya
Pengajaran Bahasa Indonesia (MK, 1991) adalah proses mengajar atau mengajarkan Bahasa Indonesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan kepada siswa dengan kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Dalam mempelajari Bahasa Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa daerah. Oleh karena itu, pengajaran Bahasa Indonesia ini merupakan pengajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.
Menurut Bachman memandang bahwa pengajaran bahasa kedua (Rosmana, 2008) adalah pemberdayaan sejumlah kompetensi siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa tertentu. Ada 5 kompetensi yang harus diberdayakan dalam diri siswa ;
- Kompetensi kebiasaan
- Kompetensi kognitif (skemata)
- Kompetensi strategi produktif
- Kompetensi mekanisme psikofisik
- Kompetensi kontekstual
Pengajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di Sekolah Dasar adalah mengjarkan bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Untuk itu, fungsi pengajaran Bahasa Indonesia, selain untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, ada fungsi lainnya yaitu :
1. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.
2. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya.
3. Sarana peningkatan pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Sarana penyebarluasan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteks untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah.
5. Sarana pengembangan kemampuan intelektual / penalaran (Depdiknas, 1994).
Oleh karena itu, pengajaran Bahasa Indonesia dapat dipandang sebagai upaya mengindonesiakan anak-anak Indonesia melalui Bahasa Indonesia.
B. Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Indonesia di SD khususnya kelas 2
Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya, bermacam-macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran (bermain peran, percakapan mengenai topic tertentu, menulis karangan, dsb).
Landasan formal pengajaran Bahasa Indonesia adalah Kurikulum Bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah. Dikemukakan dalam Kurikulum (GBPP) Bahasa Indonesia SD bahwa pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya belajar berkomunikasi dan peningkatan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia lisan maupun tulisan.
Berdasarkan penjelasan dalam Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia SD, bahwa bahan pembelajaran kebahasaan mencakup lafal, ejaan dan tanda baca, kosakata, struktur, paragraph, dan wacana. Lafal yang baik dan wajar perlu diperkenalkan sejak dini, termasuk cara pengucapan yang jelas dan intonasi yang wajar sesuai dengan situasi kebahasaan. Ejaan dan tanda baca diajarkan tahap demi tahap untuk membiasakan siswa menggunakannya baik untuk kegiatan membaca meupun menulis dengan tingkat ketelitian dan pemahaman yang tinggi. Ketelitian di dalam ejaan dan tanda baca diperlukan di dunia modern. Misalnya untuk memahami atau menyusun dokumen penting dan penggunaan komputer. Sarana penahapan dan penyebaran pembelajaran mengenai lafal, intonasi, ejaan, dab tanda baca, untuk siswa yang berkemampuan lebih tinggi, butir-butir pada tahapan kemudian dapat diperkenalkan lebih awal. Pembelajaran kosakata, struktur, paragraf, dan wacana bukan berupa penyajian kaidah atau peristilahan, melainkan berupa kegiatan memahami dan menggunakan kosakata dan struktur. Jadi, penekanan pembelajaran kosakata, struktur, paragraf, dan wacana bukan pada pembahasan bagian-bagian kalimat, paragraf, atau wacana, melainkan pada pengembangan gagasan melalui hubungan antar kalimat, antar kalimat dalam paragraf, dan antar paragraf menjadi wacana yang utuh.
Setelah melaksanakan praktik mengajar siswa kelas 2 di SDN 2 Gunung Karung kecamatan Maniis, dapat dilihat kemampuan para siswa pad mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan yang ditekankan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sini adalah keterampilan membaca dan menulis. Ketika para siswa membaca sebuah wacana secara bersama-sama, pada umumnya mereka telah dapat membaca dengan baik denga suara yang nyaring. Hanya saja lafal dan intonasinya masih harus diperbaiki. Salah satu contoh mereka belum dapat mebedakan bagaimana pelafalan dan intonasi ketika membacakan kalimat langsung dan tidak langsung. Selain itu juga keberanian siswa serta keaktifannya dapat dilihat ketika perwakilan siswa menurut barisan tempat duduk mereka, disuruh untuk maju ke depan kelas untuk membacakan wacana yang telah ditulis di papan tulis. Bagi siswa yang aktif dan memiliki keberanian, mereka langsung mau maju ke depan untuk membaca tanpa harus dituntuk oleh guru. Suara siswa tersebut ketika membaca juga terdengar lantang dank keras. Tapi sebaliknya, bagi siswa yang pasif dan kurang memiliki keberanian serta percaya diri, mereka harus ditunjuk terlebih dahulu agar mau membaca di depan kelas. Bahkan siswa seperti ini terkadang harus dirayu dulu agar mau membaca di depan kelas. Siswa yang pasif cenderung lebih pelan suaranya ketika membaca. Hal ini disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri yang mereka miliki.
Di sinilah peran guru untuk memotivasi siswa agar dapat berperilaku aktif dalam kegiatan belajar. Buat siswa senyaman mungkin ketika guru memberikan materi pelajaran. Jangan sekali-kali mengtakan SALAH jika siswa melakukan suatu kesalahan. Guru dapat mengatakan “jawabannya kurang tepat” atau kata-kata yang lainnya agar tidak melemahkan kainginan dan semangat siswa untuk menjawa suatu pertanyaan yang diajukan guru. Sehingga siswa dapat menggali lagi pengetahuan mereka sampai mereka dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat.
Dalam hal keterampilan menulis, yaitu penulisan kalimat berupa sebuah wacana yang utuh, siswa kelas 2 SDN 2 Gunung Karung, masih perlu diperbaiki lagi dalam hal penggunaan tanda baca dan penulisan hurup kapital. Kebanyakan dari mereka belum dapat membiasakan menulis kalimat langsung dengan menggunakan tanda petik (“). Sehingga mereka tidak dapat membedakan kalimat langsung dan tidak langsung. Kalimat yang seharusnya menggunakan tanda baca koma, tanda seru, dan tanda tanya belum dapat mereka biasakan untuk menuliskannya. Kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan hal tersebut. Padahal hal itu dapat berpengaruh ketika membacanya.
Penulisan huruf kapital juga masih banyak yang tidak diperhatikan. Misalnya ketika terdapat nama hari di tengah-tengah kalimat. Kebanyakan dari mereka menuliskannya dengan huruf kecil. Begitu juga penulisan nama orang.
Oleh sebab itu, guru harus sering memperingatkan siswa tentang kesalahan penulisan tersebut. Sehingga siswa dapat memperbaiki dan membiasakannya sampai seterusnya.
C. Metode pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah
Menurut GBPP 1984 yang memuat empat belas metode pengajaran bahasa. Metode-metode sebagai berikut ini (Resmini, 2006):
- Metode Penugasan
- Metode Eksperimen
- Metode Proyek
- Metode Diskusi
- Metode Widyawisata
- Metode Bermain Peran
- Metode Demontrasi
- Metode Sosiodrama
- Metode Pemecahan Masalah
- Metode Tanya-Jawab
- Metode Latihan
- Metode Ceramah
- Metode Bercerita
- Metode Pameran Tarigan
Sedangkan untuk sekarang metode lebih meliputi, pemilihan bahan, penentuan urutan bahan, pengembangan bahan, rancangan evaluasi dan remedial. berikut ini adalah metode yang digunakan dalam Kurikulum 2004 maka langkah dilakukan setelah guru menetapkan kompetensi dasar beserta indikato -indikatornya. Beberapa metode ini digunakan secara terpisah maupun digabungkan dengan metode lain atau beberapa metode dalam pelaksanaannya.
1. Metode Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang diajarkan. Misalnya, dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia didaerah bahasa pengantar dikelas adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/bahasa ibu.
2. Metode Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuia dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak ketika belajar bahasa ibunya.proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.
3. Metode Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaannya.
4. Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan dalam pengajaran bahasa asing, termasuk alam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya merupakan bahasa kedua setelah bahasa penggunaan bahasa ibu/daerah.
5. Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya dimasyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.
6. Metode Linguistik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa tersebut.
7. Metode SAS
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.
8. Metode Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu murid digunakan untuk menerangkan perbedaan–perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua bahasa itu.
9. Metode Unit
Metode ini berdasarkan pada beberapa tahap, yaitu:
- mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
- penyajian bahan
- bimbingan melalui proses induksi
- generalisai dan penggunaannya di sekolah dasar
Perencanaan atau disebut desain yang disusun di depan kelas. Ada tiga tahapan kegiatan teknik di depan kelas. Pertama, kegiatan penyajian dan penjelasan bahan pembelajaran. Kedua, kegiatan latihan yang dilaksanakan oleh siswa dalam rangka memahami bahan pembelajaran. Ketiga, kegiatan umpan balik untuk menentukan arah kegiatan belajar berikutnya sekaligus merupakan pengulangan atau lanjutan kegiatan belajar berikutnya.
D. Teknik pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah
Setelah memahami metode pembelajaran bahasa guru juga harus mengetahui teknik-teknik atau strategi pengajaran yang lazim digunakan. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan. Berikut sejumlah teknik pengajaran bahasa Indonesia yang biasa dipraktikan guru bahasa Indonesia.
1. Teknik Ceramah
Pelaksanaan teknik ceramah dikelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan.
2. Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab dapat diterapkan pada latihan keterampialn menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Selain guru bertanya pada murid, murid juga dapat bertanya pada guru.
3. Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran guru terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya.
4. Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki keterampilan tertentu, untuk siswa kelas rendah tugas individual seperti membuat catatan kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.
5. Teknik Bermain Peran
Teknik ini bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang dalam hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter, pedagang, hewan, dan tumbuhan. Setelah itu diharapkan siswa dapat menghargai jasa dan peranan orang lain, alam dalam kehidupannya.
6. Teknik Karya Wisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Misalkan : museum, kebun binatang, tempat pameran atau tempat karya wisata lainnya.
7. Teknik Sinektik
Strategi pengajaran sinektik merupakan susatu strategi untuk menjadikan suatau masyarakat intelektual yang menyediakan berbagai siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahi gagasan-gagasan baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, bahasa dan seni. Kelebihan teknik ini antara lain:
- Strategi ini bermanfaaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tenang sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
- Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
- Strategi ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada guru.
- Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antara siswa.
- Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu masalah.
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD khususnya kelas 2, akan menjadi sangat efektif, bermakna, dan berhasil mencapai tujuan jika guru mempertimbangkan berbagai faktor yang ada pada siswanya seperti motivasi, tipe belajar, lingkungan belajar yang disenangi, kelemahan dan kelebihan yang dimiliki siswa.
Peran aktif guru dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Indonesia di kelas sangat menentukan diterima atau tidaknya pesan dan informasi oleh siswa. Kesalahan-kesalahan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia harus dapat dijadikan motivasi siswa untuk belajar memperbaiki kesalahan tersebut dan mengetahui kebenaran atas kesalahan tersebut. Di sinilah peran guru untuk meluruskan dan mengarahkannya.
Metode- metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara lain : metode langsung, metode alamiah, metode tata bahasa, metode terjemahan, metode linguistik,metode pembatasan bahasa, metode SAS, metode bibahasa dan metode unit.
Teknik teknik yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara lain : teknik ceramah, teknik Tanya jawab, teknik diskusi kelompok, teknik pemberian tugas, teknik bermain peran, teknik karya wisata dan teknik sinektik.
B. Saran
Kita sebagai calon guru yang akan mengajar di sekolah Dasar hendaknya mengetahui tentang apa apa saja yang harus dipahami oleh kita sebagai calon guru. Jangan sampai kita mengajar dengan asal asalan karena itu akan membuat ketidak nyamanan bagi siswa. Di biasakan setiap kita akan mengajar kita terlebih dahulu harus mempunyai rencana pembelajaran atau yang biasa di sebut RPP, mengapa demikian agar pembelajaran kita terencana.
Jadi kita dapat mengetahui tema apa yang akan di bahas metode apa saja yang akan digunakan dan teknik apa saja yang akan dipakai. Oleh karena itu kita harus selaku calon guru harus mengetahui teori-teori tersebut sehingga dapat dituangkan dalam proses pembelajaran.
No comments:
Post a Comment