Thursday 8 February 2024

Al-Taqwim Al-Tarbawi Li Lughah Al-Arabiayah

  admin 2       Thursday 8 February 2024

 Tugas mata kuliah Al-Taqwim Al-Tarbawi Li Lughah Al-Arabiayah pada jurusan Pendidikan Bahasa Arab



KATA PENGANTAR

 

            Segala Puji bagi Allah Tuhan yang memberikan setetes ilmunya dari lautan ilmu yang yang Allah miliki, juga telah memberikan kesehatan baik segi rohani maupun jasmani sehingga kami sekelompok bisa menyusun makalah ini dan juga Selawat dan Salam kepada Baginda Nabi besar Muhammad yang telah membawa kita dari sisi gelap dunia ke sisi terang dunia sehingga dapat kita membedakan Haq dan Batil suatu perkara itu.

            Dan kami meminta maaf sekali karena dalam penulisan makalah ini juga masih banyak kekurangan dan kesalahan yang mungkin kurang sesuai dengan yang ada dengan apa telah pembaca peroleh, sekiranya ada kritikan atau saran yang membangun untuk kami agar kedepannya tidak terdapat lagi kesalahan, semoga apa yang kami tulis dapat diambil manfaat bagi kami sekelompok dan juga pembaca, Amiin Amiin ya Rabbal Alamin.


 


 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

 

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Buchori (dalam Arikunto, 2009: 32) mengatakan, "tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang siswa atau kelompok siswa".

Ditinjau dari segi istilah tes berasal dari bahasa latin "testum" yang berarti sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai pada metode pskologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu (Arifin, 2012: 6).

 

B.    Rumusan Masalah

 

1.      Apa yang dimaksud dengan test?,

2.      Apa pengertian tujuan pembelajaran?,

3.      Bagaimana cara menentukan tujuan pembelajaran?,

4.      Apa yang dimaksud dengan waktu belajar?,

5.      Apa itu alokasi waktu?,

6.      Bagaimana menjelaskan test berdasarkan cara mengerjakan?,

7.      Bagaimana penjelasan test dari bentuk jawaban?,

8.      Apa yang dimaksud penskoran?,

9.      Ada Berapa macam tast dalam bentuk penskoran?

 

B.    Tujuan Penulisan

 

1.      Supaya mahasiswa dapat menjelaskan apa itu pembagian test juga pengertian dari tujuan pembelajaran.,

2.      Bisa mengetahui bagaimana menentukan pembagian Tes berdasarkan tujuan pembelajaran.,

3.      Agar mahasiswa tau apa yang dimaksud dengan waktu belajar juga halnya dalam menjabarkan makna dari alokasi waktu.,

4.      Bisa menerapkan bagaimana membuat cara mengerjakan atau memulai pembelajran,

5.      Tahu menyimpulkan bentuk jawaban yang akan di test,

6.      Supaya mahasiswa memahami arti kata penskorsan dan dapat menjelaskan maksud dari pengskoran tersebut.

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

Pembagian Test

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Fungsinya sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

            Dalam hal ini ada beberapa pembagian tes yang akan dibahas sebagai berikut :

 

A.    Pembagian Test Bedasarkan Tujuan Pembelajaran

Pembagian tes berdasarkan tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni; pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh murid dalam satu atau lebih dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran disusun dengan memerhatikan eviden atau bukti yang  dapat diamati dan diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan mencapai suatu tujuan pembelajaran. Melalui pengukuran atau evaluasi, maka akan didapatkan seberapa jauh proses pendidikan atau pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam hal tujuan pembelajaran biasanya terdapat 2 komponen utama yang bertujuan untuk mengekstraksi sampai penguasan materi peserta didik diataranya:

1.      Kompetensi

Kompetensi adalah kata kerja yang menunjukkan keterampilan/aksi, kompetensi juga merupakan kemampuan yang perlu didemontrasikan oleh murid untuk menunujukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Contoh panduan yang bisa digunakan oleh guru dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain;

·      Secera konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?

·      Tahap berpikir apa yang perlu didemontrasikan oleh guru?

2.      Lingkup materi

Lingkup materi merupakan konten (materi yang dipelajari) dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Contoh Panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain;

·      Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran?

·      Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari materi dalam capaian pembelajaran? (misal: lingkungan praktek bahasa arab digunakan sebangai konteks untuk lancar berbahasa arab.[1]

Sedangkan ditinjau dari sudut religi, menurut Al-Ghazali arah dan tujuan dan pembelajaran itu ada tiga, yaitu: (1) Penguasaan ilmu; (2) pengamalan ilmu; dan (3) sikap batin yang baik dan dekat kepada Allah.

-          Bagaimana cara menentukan tujuan pembelajaran?

-          Pertama, merumuskan tujuan dari capaian pembelajaran secara langsung.

-          Kedua, dengan menganalisis kompetensi dan materi yang terdapat pada capaian pembelajaran.

-          Ketiga, dirumuskan dengan lintas elemen capaian pembelajaran. Ketiga cara tersebut bermuara pada tercapainya capaian pembelajaran di setiap akhir fase.[2]

 

B.    Pembagian Test Berdasarkan Waktu Pembelajaran

Waktu belajar adalah suatu kesempatan yang tersedia dalam rangka mendapat pengatahuan, kecakapan, kebiasaan, kepandaian, dan sikap secara teratur dan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan[3]. Waktu pembelajaran berkaitan dengan sistem jam pelajaran untuk setiap mata pembelajaran juga masuk ke dalam stuktur kurikulum yang akan di aplikasikan oleh guru, waktu disini mencakup semester ganjil dan genap, bulan, minggu, hari, dan jam.

Dalam hal ini pembagian test bertujuan untuk mengekstraksi sampai penguasan materi peserta didik ini ditinjau berdasarkan alokasi waktu. Alokasi waktu merupakan lamanya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas atau laboratrium yang dibatasi oleh kondisi alokasi waktu ketat biasanya dilakukan dengan membandingkan pelaksanaan beberapa program yang berbeda dalam jumlah waktu yang sama[4].

Pembagian test yang akan dilaksanakan disini ditinjau berdasarkan alokasi waktu yang akan digunakan untuk menguji peserta didik dalam hitungan minimal seminggu sekali baik itu dengan cara memberikan kuis, tugas kelompok, tugas mandiri atau ulangan lain sebagainya untuk pembelajaran hari biasa, hal ini diperlukan mengatur waktu bagi seorang guru untuk mengasah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh  murid atau peserta didik dalam satu atau lebih dalam kegiatan pembelajaran.

Waktu menjadi kata kunci syarat tercapai sebuah materi kurikulum yang akan diaplikasikan di lingkungan belajar mengajar, ini juga menjadi acuan untuk mendemonstrasikan kemampuan mana yang harus dikembangkan oleh peserta didik melalui perantara seorang guru.

 

C.    Pembagian Tes Berdasarkan Cara Mengerjakan

 

Klasifikasi tes berdasarkan cara mengerjakan :

·         Tes Tulis (written Test)

Tes tulis terdiri dari 2 bentuk

1.      Tes objektif adalah tes tulis yang menuntut siswa siswi memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas. Bentuk-bentuknye berupa :

Ø  Tes benar salah (true false)

Ø  Tes pilihan ganda (multiple choice)

Ø  Tes menjodohkan (matching)

Ø  Tes melengkapi (completion)

Ø  Tes jawaba singkat

2.      Tes essai adalah tes tulis yang meminta siswa siswi memberikan jawaban berupa uraian. Bentuk-bentuknya berupa -essai bebas -essai terbatas.

Ø  Tes uraian bebas

Ø  Tes uraian terikat

 

·       Tes Lisan (oral test)
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid. Tes ini menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yanag diberikan.
Kelebihan

§  Dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan

§  Tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya saja

§  Kemungkinan peserta didik akan menerka jawaban dan spekulasi dapat dihindari

Kelemahan

§  Membutuhkan waktu yang cukup lama

§  Seringnya muncul unsur subjektifitas

§  Tingkat stresnya lebih tinggi dari pada ujian tulis, sehingga siswa yang tidak kuat mentalnya, sering gagal dalam ujian. Butuh kosentrasi tingkat tinggi

·         Tes Perbuatan (Performance test)

Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik. Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994) mengemukakan “ tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.”

Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan komputer dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik untuk mempraktikkan atau mendemonstrasiakn penggunaan komputer yang sesungguhnya sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.

Kelebihan

§  Tes tindakan adalah satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan

§  Sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetahuan teori dengan keterampilan praktik

§  Dalam penggunaannya, tidak mungkin peserta didik akan mencontek

§  Guru dapat lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik.

Kelemahan

§  Memakan waktu yang lama.

§  Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar

§  Cepat membosankan

§  Membutuhkan syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya.

§  Peserta didik akan susah mengikuti ujian sususlan jika tes tindakan ini dilakukan secara berkelompok

 

D.    Pembagian Tes Berdasarkan Bentuk Jawaban

a.       Tes Essay (uraian)

Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.

b.      Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;

§  Tes Betul-Salah (TrueFalse)

§  Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

§  Tes Menjodohkan (Matching)

§  Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)

 

E.    Pembagian Tes Berdasarkan Penskoran

Penskoran  merupakan langkah pertama dalam proses pengelolahan hasil tes pekerjaaan siswa pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka (mengadakan kuantifikasi).

Jenis-jenis test berdasrkan penskoran

a.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)

Dengan bentuk tes seperti ini, test diminta untuk melingkari atau tanda silang salah satu pilihan jawaban. Dalam hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama seperti soal bentuk betul salah. Hanya untuk soal yang jumlahnya melebihi 30 buah, sebaiknya menggunakan lembar jawaban dan nomor-nomor urutannya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memakan tempat.

b.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul dan salah

Untuk tes bentuk betul-salah (true-false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun, sedangkan kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan skoring.

Oleh karena itu dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta untuk melingkari huruf B atau S, maka kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor serta huruf dimana kita menghendaki untuk melingkari atau dapat juga diberi tanda X pada jawabannya.

c.       Kunci jawaban dan kunci  ppemberian skor unutk test bentuk  menjodhkan. (matching) Pada dasarnya tes ini adalah bentuk tes pilihan ganda, dimana jawabannya dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-pertanyaannya. Satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilih dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang satu tidak diperlukan bagi pertanyaan lain. Kunci jawaban tes bentuk ini dapat berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf-huruf yang terdapat didepan alternative jawaban. Telah dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan ini adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih kompleks.Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus lebih banyak.Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2.[5]

A.        Pengertian Tabel Spesifikasi

Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-soal yang diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi juga dapat diartikan test blue-print atau table of specification merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal. 

B.        Fungsi Tabel Spesifikasi

Dalam pembicaraan mengenai validitas tes disebutkan bahwa sebuah tes harus memiliki validitas isi dan tingkah laku. Dan memang validitas inilah yang terpenting dalam penyusunan tes prestasi.

Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakup dalam tes, dibuatlah sebuah tabel spesifikasi.

Tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid, kisi-kisi atau Blue print. Ujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.

Dalam contoh hanya dicantumkan 3 buah aspek karena yang banyak digunakan disekolah sampai sekarang hanya 3 buah ini (ingatan, pemahaman, dan aplikasi). Hal ini tidak berati bahwa pengungkapan aspek lain tidak diseyogiakan. [6]

 

Contoh:

TABEL SPESIFIKASI

Aspek Yang Diungkap

Pokok materi

Ingatan

(I)

Pemahaman

(P)

Aplikasi

(A)

Jumlah

Bagian I

Bagian II

Bagian n (terakhir)

Jumlah

 

Tabel Spesifikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan antara materi dengan aspek yang tergambar dalam indikator. Sebenarnya penyusun tes bukan hanya mengingat hubungan antara dua hal tersebut tetapi empat hal, yaitu hubungan antara materi, indikator, kegiatan belajar, dan evaluasi.

Keempat hal, yaitu hubungan antara materi, indikator, kegiatan belajar, dan evaluasi merupakan kaitan yang erat sekali. Dengan mengenal materi yang akan diajarkan (yang dipilih untuk mencapai Tujuan Kurikuler Dan Tujuan Instruksional Umum), Kita segera tahu bagaimana sifat materi tersebut misalnya fakta, konsep atau hubungan antar konsep. Apabila materinya berupa fakta, tentu indikatornya menyangkut ingatan. Kegiatan belajarnya informasi dan evaluasi dapat diuraikan, isian singkat, benar-salah atau pilihan ganda biasa.

Dalam program satuan pelajaran yang dikembangkan oleh Pamantapan Kerja Guru (PKG) dapat diketahui dengan jelas hubungan antara empat komponen tersebut. Urutannya adalah: indikator, materi, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Ini merupakan urutan yang benar. Memang dalam mengajar harus diketahui terlebih dahulu apa yang akan dicapai. Kemudian ditentukan materi penunjangnya. Apa yang disajikan diatas mengikuti kebiasaan yang ada dalam praktek. Karena yang tersedia dihadapan guru adalah materi yang tercakup dalam buku, maka barulah dari materi tersebut dirumuskan, khususnya bagi mereka yang belum terbiasa menyusun soal. Kebiasaan yang salah dan tidak boleh lagi diteruskan adalah dari materi disusun soalnya, baru kemudian dirumuskan indikatornya. Sebagai contoh kaitan antara indikator, materi, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi adalah sebagai berikut.

TIK                 : 4.2.2. Siswa dapat menghitung kecepatan benda

Materi              : 4.2.2. Percepatan benda

KBM               : Informasi dan Tanya jawab percepatan

Evaluasi          : 4.2.2. Sebuah benda yang mula-mula diam, massanya 5 kg dan menerima dua buah gaya yang berlawanan dan sama besar masing-masing 10 newton.

Maka percepatannya ialah:

A.        0 m/dt2

B.        0.5 m/dt2

C.        2 m/dt2

D.        4 m/dt2

Dalam beberapa tahun terakhir ini istilah “table spesifikasi atau kisi-kisi” ini mulai luntur dikalangan guru-guru. Sebagai alasan lunturnya adalah munculnya istilah “indikator”. Sebetulnya kita tidak perlu “kagum”, “terharu”, atau “lekas terpengaruh” dengan munculnya istilah-istilah baruyang justru kadang-kadang membuat kita bingung, padahal sebetulnya sama saja. Istilah “indicator” sebetulnya tidak berbeda banyak dengan inti aspek yang dirumuskan dalam Tujuan Instruksional Khusus atau Indikator. Tentu saja berbeda, tetapi dalam aplikasinya tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, agar tidak membingungkan pembaca, istilah yang digunakan dalam buku ini tetap “kisi-kisi” atau “table spesifikasi”. 

Fungsi tabel spesifikasi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal menjadi perangkat tes. 

C.        Langkah-Langkah Pembuatan Tabel Spesifikasi

Sebenarnya ada beberapa macam tabel spesifikasi. Macam tabel ditentukan oleh bidang studi dan homogenitas materi yang akan diteskan. Langkah pertama yang harus diambil adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.

Contoh:

Akan membuat tes untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adalah:

1. Pengertian Evaluasi                                    (2)

2. Fungsi Evaluasi                                          (3)

3. Macam-Macam Cara Evaluasi                   (5)

4. Persyaratan Evaluasi                                   (4)

Angka-angka yang tertera di dalam kurung yang dituliskan dibelakang pokok materi, menunjukkan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi. Penentuan imbangan bobot dilakukan olehpenyusun soal berdasarkan atas luasnya materi atau kepentingannya untuk dites. Penentuan imbangan dilakukan atas perkiraan (judgment) saja. Pada waktu menuliskan angka tidak perlu dihitung-hitung bahwa jumlahnya harus 10 karena semuanya akan diubah menjadi angka dalam bentuk persentase.

Langkah kedua yakni dari contoh di atas, maka pokok-pokok materi dapat dipindahkan kedalam tabel dan mengubah indeks menjadi persentase.

TABEL SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN SOAL EVALUASI

Pokok Materi  Aspek yang Diungkap

           

Ingatan            Pemahaman    

Aplikasi

jumlah

Pengertian evaluasi

 

7

(14%)                         

 

 

Fungsi evaluasi (21%)

 

10

Macam-macam cara evaluasi (36%)

 

18

Persyaratan Evaluasi (29%)

 

15

Jumlah                                    

50 butir soal

 

 

Setelah mencantumkan pokok-pokok materi yang akan diteskan beserta persentasenya, langkah ketiga adalah memerinci banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, dan angka ini dituliskah pada kolom paling kanan. Caranya adalah membagi jumlah butir soal (di sini 50 buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai persentase.

Angka 50 ditentukan oleh guru berdasarkan alokasi waktu yang disediakan dan bentuk soal yang akan diberikan. Dalam contoh ini, misalnya akan disusun tes berbentuk objektifdengan Jumlah 50 butir soal berbentuk pilihan ganda, karena waktu yang disediakan adalah 75 menitt. Sekali lagi di sini diperlukan kebijaksanaan guru untuk memperkirakan banyaknya butir soal agar tidak terlalu sedikit maupun terlalu banyak.

Sebagai Patokan waktu adalah bahwa sebuah soal tes objektif membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan menjawabnya sehingga jika disediakan waktu 75 menit untuk tes dapat disusun butir soal sejumlah:

1. 50 buah bentuk objektif (50 menit).

2. 5 buah bentuk uraian (25 menit).

Jadi banyaknya butir soal sangat ditentukan oleh:

1. waktu yang tersedia,

2. bentuk soal.

Sampai dengan langkah ketiga, cara yang dilalui sama bagi seluruh bidang studi. Untuk langkah-langkah selanjutnya, terdapat langkah khusus, tergantung dari homogenitas atau heterogenitas (keragaman) materi yang diteskan. [7]


BAB III

KESIMPULAN

 

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Pembagian test dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya :

-          Pembagian test berdasarkan tujuan pembelajaran

-          Pembagian test berdasarkan waktu pembelajaran

-          Pembagian test berdasarkan cara mengerjakan

-          Pembagian test berdasarkan bentuk jawaban

-          Pembagian test berdasarkan penskoran


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/cp-atp/konsep-tujuan-pembelajaran/

 

https://www.gurusiana.id/read/ighoz/article/merumuskan-tujuan-pembelajaran-di-kurikulum-merdeka-1747265#

 

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

 

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

 

Purwanto, Ngalim. 1997. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran .Bandung : Remaja Rosdakarya

 

Arikunto,Suharsimi. 2007.  Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan .Jakarta : Bina Aksara

 

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan .Jakarta : Raja Grafindo Persada


logoblog

Thanks for reading Al-Taqwim Al-Tarbawi Li Lughah Al-Arabiayah

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment